Merger dan Konsolidasi Dinilai Bisa Membuka Nilai-Nilai Potensial BUMN
Associate Director BUMN Research UI Toto Pranoto: Merger jadi strategi yang bisa ditempuh korporasi dalam proses meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
IDXChannel - Rencana konsolidasi dan merger sejumlah perusahaan pelat merah diyakini bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis. Langkah ini sejalan dengan upaya Kementerian BUMN memangkas jumlah perseroan negara menjadi 30 perusahaan saja.
Associate Director BUMN Research UI Toto Pranoto mengatakan, merger jadi strategi yang bisa ditempuh korporasi dalam proses meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Terutama pada korporasi yang memiliki line of business serupa.
“Misal merger Pelindo di sektor pelabuhan sudah diklaim menghasilkan kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan saat mereka masih berdiri sendiri (stand alone),” ujar Toto saat dihubungi IDXChannel, Jumat (3/1/2025).
Membuka nilai potensial BUMN memang harus ditingkatkan agar perusahaan dapat bersaing di pasar global. Hal ini ditempuh melalui rencana aksi, salah satunya restrukturisasi BUMN.
Dalam konteks restrukturisasi, lanjut Toto, Kementerian BUMN bisa mengambil skema konsolidasi dengan mendirikan perusahaan induk alias holding company baru, merger, serta likuidasi bagi perusahaan yang dipandang tidak kompetitif lagi.
“Perbaikan kinerja ini tidak bisa dilepaskan dari strategi dan rencana aksi atau action plan yang dijalankan Kementerian BUMN dalam proses unlocking potential value BUMN, di antaranya percepatan proses restrukturisasi BUMN,” kata dia.
Tercatat, beberapa BUMN yang rencananya bakal dimerger adalah PT Pelni (Persero) dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) ke dalam PT Pelindo (Persero). Lalu, PT INKA digabungkan ke PT KAI (Persero).
Pemegang saham juga mengusulkan agar holding BUMN Rumah Sakit berada di bawah naungan PT Bio Farma (Persero) yang merupakan induk dari Holding BUMN Farmasi.
BUMN sektor kehutanan dan perkebunan juga tidak lepas dari upaya perampingan. Kementerian BUMN berencana menggabungkan Perum Perhutani dengan Holding Perkebunan Nusantara (PTPN III).
Di sektor infrastruktur, BUMN karya yang bakal dikonsolidasikan di antaranya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Hutama Karya (Persero), PT Nindya Karya (Persero).
lalu, PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP).
Dalam skemanya, Waskita Karya akan di-inbreng-kan ke Hutama Karya, Nindya Karya dan Brantas Abipraya dilebur ke Adhi Karya, lalu Wijaya Karya atau WIKA akan dilebur ke PTPP. Dari tujuh perusahaan dikonsolidasi menjadi tiga perseroan saja.
Arah BUMN di 2025
Presiden Prabowo Subianto menyatakan keinginan pemerintah untuk bisa memberdayakan BUMN lebih baik. Artinya, kemampuan perusahaan negara dalam peningkatan kinerja finansial dan operasional serta kemampuan layanan publik yang lebih baik menjadi prioritas.
Bagaimana strategi yang tepat untuk merealisasikan target ini?
Toto mengatakan, bukan perkara mudah membuat BUMN lebih baik lagi. Dari kacamata Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, perusahaan negara tidak hanya bertugas mengejar laba, tetapi melaksanakan fungsi pemenuhan kewajiban pelayanan publik alias public service obligation (PSO), melakukan fungsi perintisan (pioneering), dan pembinaan dunia usaha sektor mikro kecil.
“Tugas yang kompleks seperti amanat UU tersebut terkadang dianggap sebagai hambatan BUMN untuk maju,” kata dia.
Apalagi, perusahaan negara kurang bisa bersaing dengan swasta karena banyaknya tugas yang harus ditanggung. Alternatif yang bisa dibuat untuk memudahkan fokus pengembangan BUMN ke depan adalah dengan melakukan plotting BUMN pada matriks dua sumbu, yaitu sumbu fungsi strategis dan sumbu tingkat kesehatan BUMN.
Posisi ideal adalah kuadran fungsi strategis tinggi dan tingkat kesehatan baik. Namun, sedikit BUMN ada di kuadran ini.
“Sebagian besar lainnya ada di kuadran fungsi strategis tinggi, tetapi tingkat kesehatan buruk. Atau di posisi fungsi strategis sudah menurun dan tingkat kesehatan buruk,” ujarnya.
Strategi yang disarankan, lanjut Toto, untuk memperbaiki kinerja adalah melakukan restrukturisasi yang dipercepat pada kelompok BUMN di kuadran fungsi strategis tinggi dan tingkat kesehatan buruk. Dia mencontohkan, perusahaan seperti PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), perlu didorong lebih kuat untuk perbaikan struktur biaya atau cost structure dan perbaikan infrastruktur pabrik.
“Kalau butuh investasi besar, alternatif untuk mengundang strategic investor juga bisa dilakukan,” ujar Toto.
Sementara bagi kelompok BUMN di kuadran fungsi strategis yang menurun dan tingkat kesehatan buruk bisa di rekomendasikan melakukan langkah merger atau likuidasi.
Strategi merger bisa dilakukan jika potensi perusahaan dianggap masih bisa dikembangkan, sementara likuidasi bisa dijalankan kalau dianggap sudah tidak ada prospek masa depan bagi perusahaan.
Dengan langkah tersebut, dia yakin postur BUMN di Indonesia akan semakin ramping dan upaya peningkatan value creation bisa lebih diprioritaskan.
“Pemikiran menjadikan BUMN sebagai new powerhouse yang lebih kompetitif bisa dilakukan dengan ide berikutnya membentuk superholding company BUMN Presiden Prabowo telah memutuskan pembentukan BP Danantara sebagai cikal bakal superholding BUMN,” katanya.
(Dhera Arizona)