MIND ID Makin Cerah, Beri Nilai Tambah yang Bukan Cuma Soal Rupiah
Perusahaan pelat merah menjadi salah satu ujung tombak yang turut berkontribusi meringankan beban masyarakat dan membantu negara bangkit dari keterpurukan.
IDXChannel - Pandemi menjadi pukulan telak bagi perekonomian nasional, bukan hanya Indonesia seluruh negara di dunia ikut kena imbasnya. Pembatasan kegiatan masyarakat yang terakhir diberi nama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat berbagai sektor industri lumpuh nyaris tak bisa bergerak.
Banyak pekerja dirumahkan kala itu lantara pengusaha, pelaku industri hingga pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tak berdaya dihantam pandemi. Banyak masayarakat menahan belanja membuat permintaan komoditas menurun dan produksi barang dan jasa ikut jeblok.
Berbagai stimulus yang dilakukan pemerintah sedikit banyak jadi angin segar bagi mereka yang mata pencahariannya melayang direnggut pandemi. Tapi, bantuan itu tentu tak cukup. Kebutuhan dasar mereka untuk bisa bertahan tetap harus dipenuhi. Kebutuhan dasar itu adalah pekerjaan.
Perusahaan pelat merah menjadi salah satu ujung tombak yang turut berkontribusi meringankan beban masyarakat khususnya mereka yang kehilangan pekerjaan.
Salah satunya seperti yang dilakukan Holding Bdan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND.ID) membuka lowongan pekerjaan bagi lulusan Sarjana (S1) dari berbagai jurusan pada 2021 silam.
"#SobatBUMN, ada kabar baik nih bagi para pencari kerja. Mining Industry Indonesia (MIND ID) adalah Holding BUMN Industri Pertambangan Indonesia yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk," tulis akun resmi Instagram @KemenBUMN Senin (16/8/2021) lalu.
Program yang diberi nama XPLORER itu merupakan inisiasi yang menjadi bukti komitmen MIND ID di bidang pengembangan sumber daya manusia di tengah pandemi. Lewat prgram ini, MIND ID ingin mengukuhkan posisinya sebagai Holding BUMN yang bisa memberikan nilai tambah.
Tentunya, aksi nyata itu hanya satu dari sekian banyak upaya MIND ID itu dalam memberikan manfaat bagi masyarakat dan negara yang tidak melulu soal rupiah.
Berdasarkan pencatatan perusahaan, sejak berdiri pada 2017 silam, MIND ID memang selalu memegang teguh dan semagat untuk memberikan dampak positif yang sudah dijalankan sejak lama dan terus dipertahankan hingga kini.
Benar saja, Holding BUMN pimpinan Hendi Prio Santoso dan seluruh BUMN anggota holding yang terdiri dari empat perusahaan seolah tak kenal lelah memberi manfaat untuk masyarakat.
Contohnya saja memberikan nilai tambah terhadap lingkungan lokasi tambang, memberikan manfaat terhadap masyarakat di dekat lokasi operasi perusahaan. Baik yang dekat lokasi tambang maupun masyarkat di dekat kantor tempat perusahaan beroperasi. Serta nilai tambah dalam hal kedaulatan negara.
Hal itu tak berlebihan tentunya bila melihat apa yang dilakukan perusahaan-perusahaan pelat merah anggota MIND ID hingga saat ini. Salah satunya seperti yang telah dilakukan PT Timah Tbk yang mengembangkan kawasan bekas tambang sebagai kawasan wisata yang memberikan nilai tambah bagi perekonomi kawasan di Bangka Belitung khususnya.
Sebagai representasi negara, PT Timah Tbk yang memiliki wilayah operasional di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau ini tidak hanya sekadar menambang, namun juga mengambil peran dalam memajukan ekonomi, pembangunan dan kemajuan Bangka Belitung.
Aktivitas penambangan yang dilakukan perushaan sendiri sebenarnya secara tidak langsung telah memberikan multiplier effect bagi masyarakat. PT Timah juga selalu menerapkan kaidah penambangan yang baik dan tidak pernah mengabaikan aspek lingkungan, sejalan dengan konsep keberlanjutan yang dituangkan dalam bentuk reklamasi dan pasca tambang yang dilakukan perusahaan.
Tercatat sejak tahun 1992 hingga Oktober 2021, Timah telah melakukan reklamasi darat seluas 15.682 hektar yang tesebar di wilayah operasional perusahaan.
Sedangkan untuk reklamasi laut PT Timah Tbk, sepanjang tahun 2016-2020 menenggelamkan artificial reef dalam bentuk fish shelter sebanyak 3.105 unit, transplantasi karang sebanyak 1.475 unit, sedangkan tahun 2021 PT Timah menenggelamkan 1.920 unit.
Semangat yang sama juga diterapkan PT Antam Tbk (Antam). Melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia, anggota Holding MIND ID ini menginisiasi sistem pengolahan sampah untuk menjadi emas.
Melalui program Bank Sampah Pintar, Antam berupaya mengurangi limbah sampah rumah tangga dan memberikan nilai tambah yang dapat membantu perekonomian masyarakat terutama di sekitar wilayah UBPP Logam Mulia.
Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie menyampaikan, Bank Sampah Pintar diinisiasi perusahaannya sejak tahun 2019 menjalankan transformasi digital melalui website bspid.id.
Melalui Bank Sampah Pintar, para nasabah dapat melakukan pemilahan sampah dari rumah, lalu disetorkan ke Bank Sampah Pintar dan mengonversinya menjadi emas logam mulia Antam.
Faisal menyebut, masyarakat yang menjadi anggota Bank Sampah Pintar semakin berlomba-lomba menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan pemilahan sampah anorganik.
Transisi Energi Dua Perusahaan Tambang
Bukan hanya itu. Nilai tambah lain yang diwujudkan grup badan usaha pelat merah ini juga bisa dilihat dari upaya menghadirkan sumber energi yang ramah lingkungan yang dilakukan oleh dua anggota MIND ID dalam hal ini PT Bukit Asam Tbk dan PT Timah Tbk.
MIND ID sebagai Holding Industri Pertambangan di Indonesia terus mendorong tumbuhnya sinergi dan kolaborasi antar anggotanya, salah satunya pada aspek konservasi energi, pengurangan emisi, dan pembangunan berkelanjutan.
Dua anggota MIND ID, yaitu PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Timah Tbk (PT Timah), menjajaki potensi kerja sama pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lokasi operasional PT Timah.
Wujud konkret dari kerja sama ini adalah, PTBA melalui anak perusahaannya, PT Bukit Energi Investama (BEI) akan membangun PLTS untuk mendukung kegiatan operasional PT Timah.
Listrik dari PLTS akan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional produksi, penerangan, dan perkantoran yang diharapkan akan berkontribusi pada penurunan emisi dan biaya energi yang lebih efisien.
Selain tinginya perhatian MIND ID untuk memberikan kebermanfaatan dan nilai tambah bagi masyarakat, di bawah nakhoda Hendi Prio Santoso, seluruh Perusahaan anggota MIND ID berhasil menjaga kinerja tetap solid dan cerah.
Keseimbangan dari sisi sosial dan kinerja ini sejalan dengan ideologi AKHLAK yang menjadi nilai utama yang dipegang teguh oleh SDM BUMN yang merupakan singkatan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
Kinerja Cerah BUMN Tambang
Benar saja, empat BUMN yang terdiri dari PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS), PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Freeport Indonesia itu berhasil mencatatkan kinerja positif dan memberikan kontribusi nyata bagi negara yang dituangkan dalam berbagai bentuk, dari mulai dividen, pajak dan penerimaan negara lainnya yang pada akhirnya berkontribusi positif sebagai 'amunisi' dalam menjalankan program pemerintah dan menjaga kestabilan dengara.
PT Timah Tbk misalnya, telah berkontribusi terhadap pendapatan negara melalui pajak dan pendapatan negara bukan pajak. Berdasarkan catatan dalam beberapa tahun terakhir kontribusi PT Timah kepada negara pada tahun 2018 sebesar Rp818 miliar, tahun 2019 Rp1,2 Triliun, tahun 2020 sebesar Rp677,9 miliar, dan tahun 2021 hingga quartal 3 mencapai Rp450 miliar. Jumlah pajak yang disetorkan ini disesuaikan dengan kinerja perusahaan.
Belum lagi, pada Juni 2023 silam, PTBA berhasil membagikan dividen senilai Rp12,6 triliun yang dialokasikan dari perolehan laba bersih anggota Holding MIND ID itu pada tahun buku 2022.
PTBA bukan satu-satunya anggota MIND ID yang menumbang dividen ke negara, kinerja cemerlang juga berhasil dicatatkan ANTM. BUMN tambang yang memproduksi logam mulia dan nikel ini berhasil membagikan dividen tunai sebesar Rp1,91 triliun atau setara 50 persen dari total laba bersih 2022.
Tidak hanya memberikan keuntungan pada investor, ANTM juga memberikan kontribusi besar ke negara melalui penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp2,82 triliun melalui optimalisasi penjualan emas sebesar 34,97 ton.
Tak ketinggalan, anggota MIND ID lainnya, TINS, juga menebar dividen sebanyak Rp312,44 miliar, atau 30% dari total laba 2022 senilai Rp1,04 triliun.
Positifnya kinerja seluruh BUMN anggota MIND ID hingga bisa membagikan dividen yang juga diterima negara itu tak lepas strategi bisnis yang andal dan peka terhadap dinamika pasar. Tak hanya itu, komitmen menjalankan hilirisasi yang direalisasikan secara nyata juga rupanya memberikan buah manis.
“Holding diharapkan dapat menciptakan sinergi dan efisien yang lebih optimal dalam penyusunan strategi pelaksanaan yang tidak tercampur dengan kegiatan operasional,” jelas Heri Yusuf dalam keterangan resmi dikutip Senin (18/9/2023) lalu.
Di bawah naungan MIND ID, perusahaan tambang plat merah menjalankan berbagai proyek hilirisasi dengan progress yang cepat. Misalnya di sektor tambang batu bara, saat ini PTBA sedang mengerjakan proyek hilirisasi mulai dari pembangkit listrik hingga proyek proyek energi baru terbarukan (EBT).
Untuk pembangkit listrik, PTBA sedang menjalankan pembangunan di kawasan Sumsel 8 berkapasitas 2X660 Megawatt dengan progress konstruksi mencapai 97,2% per akhir Desember 2022. Sementara itu di sektor EBT, PTBA juga menggarap pembangkit listrik tenaga surya dan angin.
Saat ini beberapa panel surya PTBA yang sudah beroperasi antara lain di Bandara Soekarno Hatta International Airport (SHIA) dan di Tol Bali Mandara dengan total mencapai 641 kwp.
Berikutnya ANTM telah melakukan sejumlah proyek hilirisasi seperti pembangunan smelter feronikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara. ANTM juga membangun smelter feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Bila keduanya sudah beroperasi maka kapasitas produksi feronikel ANTM bisa meningkat jadi 40.500 ton per tahun. ANTM juga menggarap proyek strategis yang berkaitan dengan transisi energi. Fokus downstream ANTM saat ini lebih ke pengembangan ekosistem kendaraan listrik terutama dari sisi pengembangan baterai untuk kendaraan listrik.
Di sektor logam dan mineral timah TINS juga tak ketinggalan melakukan hilirisasi untuk mengembangkan timah nasional. Salah satu proyek strategis TINS adalah Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt Furnace dengan biaya investasi mencapai USD80 juta yang bertujuan untuk menjawab tantangan yang berkaitan dengan rendahnya recovery dari proses peleburan dan berkurangnya bijih timah kadar tinggi (kadar 70%).
Melalui teknologi ini, dipastikan TINS kini bisa memproses Timah dengan kadar rendah yaitu hingga 40%. Berikutnya adalah Inalum, anggota MIND ID yang fokus ke produksi aluminium.
Upaya hilirisasi dilakukan dengan pembentukan anak usaha Indonesia Aluminium Alloy (IAA) dalam rangka peningkatan kapasitas produksi smelter Kuala Tanjung, IAA akan memproduksi billet aluminium sekunder dengan kapasitas cetak sebesar 50.000 ton per tahun secara bertahap dan kedepannya akan memproduksi berbagai produk aluminium ekstrusi sebagai produk turunannya.
Sementara itu, Freeport Indonesia sedang dalam tahapan membangun mega smelter di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, dengan luas total sekitar 100 hektare.
Proyek yang dinamakan Smelter Manyar ini memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun dan menjadikan smelter single line itu sebagai tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.
Terakhir adalah proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek dari ANTM dan INALUM melalui PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) ini memproses pengolahan bauksit menjadi aluminium dengan kapasitas 1 juta ton.
“Wujud nyata komitmen MIND ID dalam menjalankan Program Hilirisasi adalah dengan memperbanyak smelter pengolahan komoditas dari bahan mentah, menjadi bahan setengah jadi maupun produk jadi. Harapannya dengan ini mampu meningkatkan pendapatan negara melalui penambahan nilai dari pengolahan barang tambang,” tambah Heri.
Hilirisasi dan Nilai Tambah
Maklum saja, hilirisasi memang tangah menjadi salah satu fokus Pemerintah guna memajukan Perekonomian melalui penambahan nilai jual dari produk mentah menjadi setengah jadi ataupun produk jadi.
Hilirisasi yang dilakukan Kementerian ESDM untuk komoditas mineral dan batu bara antara lain untuk nikel, bauksit, dan timah. Larangan ekspor nikel, misalnya, telah dilakukan sejak 1 Januari 2020, sebagai penerapan Undang-Undang Minerba.
“Kalau kita tidak manfaatkan dengan mendorong hilirisasinya, kita akan menjadi importir produk bahan jadi. Kalau kita lihat dari bijih nikel menjadi feronikel saja itu nilai tambahnya 4 kali lipat. Makanya sekarang kita lihat nilai devisa yang kita dapatkan dari ekspor produk jadi yang diproses berlipat demikian banyak dibandingkan sebelumnya,” jelas Menteri ESDM Arifin Tasrif beberapa waktu lalu.
Pernyataan Arifin Tasrif tersebut sejalan dengan data Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang memperlihatkan ekspor komoditas menjadi berlipat berkat hilirisasi. Data menunjukkan ekspor bijih nikel pada sebelum hilirisasi diberlakukan yaitu pada 2019, ekspor feronikel tercatat USD2,59 miliar.
Setelah larangan ekspor diberlakukan ekspor feronikel melesat jadi USD4,74 miliar pada 2020, USD7,09 miliar pada 2021 dan menembus USD13,62 miliar pada 2022.
Sementara itu, ekspor produk turunan nikel lainnya sebelum hilirisasi tercatat US$813,16 juta pada 2019. Dalam kurun waktu tiga tahun, ekspornya melesat 7 kali lipat menjadi USD5,98 miliar.
Dari paparan di atas, tergambar jelas bagaimana Holding BUMN MIND ID dan seluruh anggotanya, konsisten dan punya komitmen yang kuat dalam hal memberikan nilai tambah. Bukan hanya diukur dari rupiah yang disetorkan ke negara, tapi juga beragam program yang hasilnya bisa dirasakan langsung oleh masyarkat.
(SLF)