Minim Akses, Wapres: Air Minum Perpipaan RI Baru 19 Persen
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan akses air minum perpipaan di Indonesia masih 19 persen.
IDXChannel - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan akses air minum perpipaan di Indonesia masih 19 persen. Kondisi tersebut masih jauh dari target pemerintah dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun 2020 - 2024.
"Capaian sementara ini patut menjadi alarm bagi kita. Waktu yang tersisa menuju 2024 harus dioptimalkan untuk mendorong percepatan kinerja kita bersama," ujar Wapres dalam sambutan virtual saat membuka SOE International Conference, Senin (17/10/2022).
Dalam target RPJMN setidaknya 100 persen rumah tangga memiliki akses terhadap air minum layak pada tahun 2024, dengan 15 persen akses air minum aman, dan 30 persen akses air minum perpipaan. Wapres menjelaskan konstitusi Indonesia mengakui dan menjamin hak atas air untuk pemenuhan hak asasi masyarakat Indonesia, sekaligus sebagai bentuk hak asasi sosial di mana peran dan keterlibatan Pemerintah menjadi suatu kebutuhan.
"Untuk itu, pengelolaan air sebagai kekayaan nasional sekaligus kebutuhan rakyat, tak lain adalah untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Wapres Maruf Amin.
"Keberadaan IWF sebagai platform untuk mendukung percepatan investasi penyediaan sambungan air bersih ke rumah-rumah (SR), diharapkan dapat menjadi alternatif solusi bagi Pemerintah melalui pendanaan non-APBN," sambungnya.
Di lain kesempatan, Direktur Jendela Cipta Karya, Diana Kusumastuti sempat menyinggung tentang kebutuhan anggaran yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan air perpipaan. Pendanaan tersebut diharapkan bukan hanya dari APBN, namun ada peran serta swasta maupun BUMN.
"Kalau masalah pendanaan air minum itu sudah banyak sekali, tahun 2020-2024 itu total pendanaan kita sebesar Rp108 triliun," ujar Diana dalam konferensi pers di Kantor Kementerian PUPR, (3/10/2022).
Adapun saat ini Diana menuturkan sebanyak 42,01 persen dari 388 PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) masih dikategorikan sakit, atau kurang produktif dalam mengalirkan air ke rumah tangga. Salah satu yang masih banyak terjadi adalah kebocoran sambungan pipa distribusi PDAM menuju meteran pipa rumah tangga (SR) hingga belum tersambungnya pipa meteran rumah tangga.
(SLF)