ECONOMICS

Minta Pengusaha Unggas Maju Bersama, Plt. Mentan: Jangan Nginjek yang Lainnya

Iqbal Dwi Purnama 16/10/2023 18:58 WIB

Plt. Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi menyebut kebersamaan pengusaha unggas di Indonesia diperlukan agar usaha ini bisa maju bersama.

Plt. Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi. (MNC Media)

IDXChannel - Kebersamaan pengusaha unggas di Indonesia diperlukan agar usaha ini bisa maju bersama. Hal ini dikatakan Plt. Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi.

Kebersamaan ini, kata dia, baik skala kecil maupun besar untuk membangun sektor perunggasan dalam negeri. 

"Harus hand in hand, kemudian besar bersama, jadi tidak boleh yang integrator yang besar - besar saja, tapi peternak kecilnya jatuh, hari ini mereka harus bersama - sama, jadi majunya bersama-sama, jangan satu nginjek yang lainnya," kata Mentan Arief di Kantor Kementan, Senin (16/10/2023).

Lebih lanjut dirinya berpesan agar para pelaku bisnis perunggasan mulai dari peternak rakyat mandiri skala kecil hingga integrator, dapat secara detil melakukan perhitungan dan perencanaan secara komprehensif terkait bibit induk ayam atau grand parent stock (GPS). 

"Tadi saya ketemu dengan para pelaku bisnis, baik yang mandiri, yang kecil rakyat dengan integrator juga yang besar-besar, pointnya adalah kita akan perbaiki, satu GPS jumlahnya kita akan review segera bersama Badan Pangan Nasional, kemudian siapa saja yang mendapatkan GPS harus tanggung jawab sampai ke final stocknya," katanya.

Selain itu, lanjut Arief, tata kelola terkait pakan ternak juga menjadi komponen penting yang harus segera dibenahi.

Berikutnya kata Arief, persiapan cadangan pangan pemerintah juga perlu untuk dipersiapkan secara maksimal dengan melibatkan pihak BUMN dibidang pangan. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi yang berharap kegiatan hilirisasi para petani dan peternak dapat didukung oleh BUMN. 

"Jadi pada saat harga itu dibawah, artinya over supply bisa dilakukan penyimpanan, dicadangan pangan pemerintah melalui BUMN dibidang pangan, tentunya ID Food dan anak perusahaannya, pada saat harga tinggi waktunya intervensi, bisa dipakai juga untuk kegiatan pemerintah,seperti pengentasan kemiskinan, daerah rawan pangan, gizi buruk, stunting dan lainnya," kata dia.

Sebagai informasi, Komoditi unggas memberikan kontribusi 60% PDB Peternakan, 10% tenaga kerja nasional dan total nilai ekonomi mencapai lebih dari Rp 500 Triliun.

Kemajuan perunggasan demikian pesat seiring dengan meningkatnya produksi daging dan telur ayam ras. Berdasarkan data yang diolah Ditjen PKH, Produksi daging ayam ras selama kurun waktu tahun 2017-2022 tumbuh rata-rata 3,98% tiap tahun dan kebutuhannya tumbuh rata-rata 2,77% tiap tahun. 

Sementara produksi telur ayam ras pada periode yang sama juga tumbuh 5,19% tiap tahun dan kebutuhannya juga tumbuh 2,78% tiap tahun. Komoditas daging dan telur ayam ras juga telah diekspor ke manca negara dengan nilai dan volume yang terus meningkat setiap tahunnya.

(NIY)

SHARE