ECONOMICS

Minyak Dunia Sentuh USD105 per Barel, Bagaimana Nasib BBM di Indonesia?

Dinar Fitra Maghiszha 27/02/2022 14:24 WIB

Harga minyak bumi dunia mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir, terdorong isu agresi militer Rusia ke Ukraina.

Harga minyak bumi dunia mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir, terdorong isu agresi militer Rusia ke Ukraina.

IDXChannel - Harga minyak bumi dunia mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir, terdorong isu agresi militer Rusia ke Ukraina. Setelah serangkaian reli beruntun, pada akhir pekan yang berakhir pada Minggu (27/2/2022), harga minyak mengalami koreksi tipis.

Berdasarkan data New York Mercantile Exchange (NYMEX), pada sesi terakhir Jumat (25/2), harga minyak Brent kontrak April 2022 mengalami koreksi -1,16% di USD97,93 per barel, setelah sempat melejit hingga USD105,77 beberapa hari terakhir. Alhasil dalam lima hari terakhir, kontrak ini masih menguat 5,34%.

Brent kontrak Mei 2022 turun -1,36% di USD94,12 per barel, setelah sempat menemui titik tertingginya di USD102,23 per barel. Sementara Brent kontrak Juni 2022 merosot -1,21% di USD91,77 per barel, meski sempat berada di USD99,36 per barel.

Data NYMEX juga menunjukkan minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2022 koreksi -1,31% di USD91,59 per barel, kendati sempat menyentuh USD100,54 per barel.

Kontrak WTI Mei 2022 turun -1,15% di USD89,89 per barel, setelah sempat melonjak hingga USD98,44 per barel. Adapun kontrak WTI Juni 2022 lebih rendah -1,02%, setelah sempat melejit hingga USD96,08 per barel.

Sentimen agresi militer Rusia terhadap Ukraina menjadi perhatian perusahaan penambangan minyak dan gas, PT Pertamina (Persero).

"Tren harga minyak mentah yang telah menembus USD100 per barel dipengaruhi oleh pulihnya demand energi secara global serta terdampak dari meningkatnya ketegangan politik di Eropa Timur antara Rusia-Ukraina," kata Pertamina dalam siaran resminya, Jumat (25/2).

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan Pertamina terus memonitor kondisi energi global yang berpengaruh pada bisnis perusahaan, agar dapat memastikan ketahanan energi nasional tetap terjamin, termasuk suplai BBM dan LPG.

Fajriyah memastikan Pertamina akan terus konsisten mempertahankan kinerja operasional hulu sampai hilir untuk meningkatkan ketahanan energi dan menjaga stabilitas suplai untuk kebutuhan konsumsi nasional.

Saat ini Pertamina memiliki sumber pasokan minyak mentah, produk BBM dan LPG bervariasi, baik dari dalam negeri maupun dari banyak negara lainnya sehingga memiliki fleksibilitas suplai.

“Sebagian minyak mentah kebutuhan dalam negeri diproduksi melalui portofolio Pertamina yaitu Subholding Upstream, dan juga disuplai oleh produksi KKKS di Indonesia,” tutur Fajriyah.

Sementara mekanisme pengadaan dilakukan berbasis long-term serta penyesuaian dengan short-term, baik untuk minyak mentah maupun produk BBM dan LPG, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perencanaan.

Fajriyah menuturkan di samping memastikan penugasan untuk mendistribusikan energi ke seluruh Indonesia, Pertamina juga harus mengantisipasi dinamika market global saat ini yang berpotensi memberikan tekanan pada kinerja keuangan perusahaan dari sektor hilir.

“Pertamina akan terus memantau perkembangan pasar migas dunia dan melakukan kajian, evaluasi serta berkoordinasi dengan seluruh stakeholder terkait dampak strategisnya, termasuk penetapan harga BBM Non Subsidi, agar tetap terjaga kondisi pasar yang seimbang serta memastikan kemampuan keuangan perusahaan dalam rangka menjamin suplai BBM kepada seluruh masyarakat sampai ke pelosok negeri,” tandasnya.

(NDA)

SHARE