Miris, 185 Ribu Lebih Rumah Tangga di RI Belum Tersambung Listrik
Kementerian ESDM mencatat 185.662 rumah tangga yang tersebar di 140 desa belum teraliri listrik hingga akhir 2023.
IDXChannel - Tren penjualan dan jumlah pelanggan listrik di Indonesia terus mengalami pergerakan yang positif.
Data penjualan listrik menunjukkan, peningkatan penjualan menjadi 285,23 TWh pada 2023 dari sebelumnya di 2022 sebesar 270,82 TWh. Artinya meningkat 14,41 TWh atau 5,32 persen dari tahun sebelumnya.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Havidh Nazif mengatakan, meskipun mengemban tanggung jawab yang besar dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di seluruh Indonesia, ESDM optimistis dapat mencapai target-target yang telah ditetapkan.
Sebab diakuinya, berbagai langkah strategis telah ditetapkan dalam upaya pemenuhan rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik di Indonesia mencapai 100 persen, meskipun kondisi geografis dengan karakteristik topografi yang beragam menjadi tantangan tersendiri dalam pemerataan penyediaan tenaga listrik.
"Hingga akhir 2023, masih terdapat 185.662 rumah tangga yang tersebar di 140 desa yang belum teraliri listrik. Desa-desa tersebut terkonsentrasi di Pulau Papua, kecuali bagian Papua Barat. Target 100 persen rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik menjadi tugas yang tidak mudah", tutur Havidh, dikutip Kamis (22/2/2024).
Havidh menjelaskan, dalam rangka mencapai 100 persen, pemerintah sudah menghitung sumber daya yang dibutuhkan dari sisi jaringan, pembangkit, dan dari sisi biaya sebagai investasi yang untuk bisa melistriki desa-desa ini.
"Upaya pemenuhan rasio elektrifikasi membutuhkan biaya sebesar Rp22,08 triliun hingga 2025 dengan alokasi pembiayaan sebesar 75,66 persen untuk perluasan jaringan, karena aksesibilitas dan jarak antara sumber energi dengan beban yang cukup jauh," ujarnya.
"Mengingat terdapat lokasi yang sangat sulit untuk dijangkau, turut dianggarkan Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL) dan Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL) pada beberapa titik, khususnya di wilayah Papua," Havidh menambahkan.
Lebih lanjut katanya, upaya peningkatan kualitas dan kuantitas elektrifikasi di Indonesia terus mengalami kemajuan. Pada 2023, realisasi konsumsi listrik per kapita sebesar 1.337 kWh per kapita, mampu memenuhi target yang direncanakan.
"Selaras dengan target Net Zero Emission pada 2060, diproyeksikan pertumbuhan demand (moderat) sebesar 4.500 kWh per kapita yang terdiri dari 88% EBT, sementara 12% nya energi fosil dan CCS," jelas Havidh.
"Selain itu, realisasi Supergrid sebagai kunci transisi energi diharapkan mampu meningkatkan interkoneksi energi antarpulau dan mengatasi ketidakseimbangan bauran energi di Indonesia," sambungnya.
Havidh menambahkan, kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan menjadi hal terpenting dalam mewujudkan hal ini. BUMN, dalam hal ini Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi prioritas pertama Pemegang Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL) di Indonesia.
"Meskipun demikian, kesempatan penyediaan listrik juga diberikan kepada BUMD, swasta, Koperasi, dan swadaya masyarakat di daerah-daerah yang belum teraliri listrik," tukas Havidh.
(FAY)