ECONOMICS

Miris, Entrepreneur Indonesia Kalah dari Malaysia dan Singapura

Suparjo Ramalan 06/03/2021 16:45 WIB

Keadaan wirausaha di tanah air masih sangat memprihatinkan, bahkan jauh tertinggal dibandingkan dengan Singapura, Thailand dan Malaysia.

Miris, Entrepreneur Indonesia Kalah dari Malaysia dan Singapura. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kinerja startup Indonesia cukup membanggakan, bahkan meraih posisi kelima terbanyak di dunia di bawah Kanada. Sedangkan, keadaan wirausaha di tanah air masih sangat memprihatinkan, bahkan jauh tertinggal dibandingkan dengan Singapura, Thailand dan Malaysia.

Hal itu tercatat di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di mana kinerja antara kewirausahaan dan startup di Indonesia masih tidak seimbang. Hal itu terkait dengan eksistensi bisnis kedua entitas. 

Menteri BUMN, Erick Thohir, menyebut, Indonesia menjadi negara dengan jumlah bisnis rintisan terbesar kelima di dunia. Sementara kewirausahaan dalam negeri masih tertinggal jauh dengan negara-negara di Asean. 

"Kita ini top five jumlah startup terbanyak di dunia," ujar Erick dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) dikutip Sabtu (5/3/2021).

Dalam catatannya, Indonesia menempati posisi kelima di bawah Amerika Serikat yang memiliki 66.806 start-up, India 9.349 startup, Inggris 5.548 startup, dan Kanada 2.850 startup. Sementara Indonesia memiliki 2.219 startup.

"Berarti ada perubahan standardisasi yang terjadi di pengusaha muda bahwa kita harus bersaing," ujar dia. 

Untuk kewirausahaan, rata-rata negara-negara maju memiliki tingkat entrepreneurship mencapai 14 persen. Sementara Indonesia hanya 3,47 persen. Di Asean, tingkat entrepreneurship di Singapura mencapai 8,76 persen, Malaysia 4,74 persen, sedangkan Thailand mencapai 4,26 persen, sedangkan Indonesia hanya 3,47 persen.

"Kalau dilihat rata-rata entrepreneurship atau kewirausahaan Indonesia itu masih jauh tertinggal sama negara Asia tertinggal, kita bisa melihat bagaimana Thailand, Singapura, Malaysia itu sangat maju. Tapi kalau kita bandingkan dengan negara-negara besar dunia lebih jauh lagi," tutur dia. 

Erick menyarankan, perlu adanya gerakan pembaharuan dan inovasi bagi pelaku usaha di sektor teknologi. Artinya, pengembangan digitalisasi menjadi instrumen penting untuk mendorong entrepreneurship di Indonesia.

"Ketika diadu, pasti persaingan ini, di era keterbukaan itu sangat transparan dan itu terlihat," ujar dia. (TYO)

SHARE