ECONOMICS

Mobilitas Masyarakat Diperlonggar, Bisnis Transportasi dan Pariwisata Bakal 'Naik Daun'

Advenia Elisabeth/MPI 27/04/2022 11:25 WIB

saat momen Lebaran tiba, kebijakan tersebut mampu mendorong lonjakan permintaan di berbagai sektor industri.

Mobilitas Masyarakat Diperlonggar, Bisnis Transportasi dan Pariwisata Bakal 'Naik Daun' (foto: MNC Media)

IDXChannel - Kebijakan pemerintah yang mulai melonggarkan aturan penanganan pandemi COVID-19 diapresasi banyak pihak. Termasuk juga kebijakan pelonggaran untuk mobilitas masyarakat, yang kini semakin mudah untuk bepergian ke berbagai tempat tujuan.

Terbukti, saat momen Lebaran tiba, kebijakan tersebut mampu mendorong lonjakan permintaan di berbagai sektor, mulai dari jasa transportasi, pakaian jadi, makanan-minuman, perhotelan hingga jasa telekomunikasi.

"Indikasi dampak Lebaran sendiri sudah dirasakan dengan adanya pemulihan sektor transportasi yang sudah terlihat sebelum Ramadhan," ujar Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, kepada MNC Portal Indonesia, Rabu (27/4/2022).

Menurut Bhima, penyaluran kredit modal kerja sektor transportasi pada Januari 2022 telah tumbuh 9,5 persen yoy lebih tinggi dari Januari tahun sebelumnya yang hanya 5,9 persen yoy.

"Hal yang sama terjadi pada kredit investasi tumbuh 12,5 persen di periode yang sama," sambungnya. 

Pelaku usaha di sektor jasa transportasi, khususnya darat, kata Bhima juga mulai berekspansi kembali dengan menambah armada, atau menambah rute serta frekuensi baru. 

"Bahkan ada juga yang kembali merekrut karyawan untuk persiapan arus mudik nanti," ucapnya.

Bhima menambahkan, pada puncak mudik tahun ini diperkirakan sektor transportasi darat akan menjadi pilihan karena biayanya lebih murah dibanding membawa kendaraan pribadi.

Hal itu sebagai imbas naiknya BBM jenis Pertamax, sehingga pemudik akan memilih transportasi umum.

"Dibanding kuartal kedua 2021, gabungan antara pelonggaran mobilitas dan naiknya THR akan mendorong pemulihan arus kas perusahaan transportasi," ungkap Bhima.

Sementara itu, untuk sektor pariwisata, Ekonom ini memperkirakan pertumbuhannya jauh lebih tinggi dibanding dua tahun sebelumnya dengan tingkat okupansi hotel di kisaran 70 persen hingga 80 persen.

"Selain itu, tempat rekreasi dan fasilitas pendukung wisata akan terdorong dengan momen mudik," katanya. (TSA)

SHARE