Moody's: Lesunya Properti China Picu Risiko Stabilitas Keuangan China
Lembaga pemeringkat Moody’s mengingatkan bahwa risiko stabilitas sistem keuangan China meningkat.
IDXChannel – Lembaga pemeringkat Moody’s mengingatkan bahwa risiko stabilitas sistem keuangan China meningkat. Hal tersebut lantaran, perlambatan ekonomi dan lesunya sektor properti membuat bank-bank kecil menjadi lebih rentan.
Dilansir melalui Channel News Asia, Jumat (2/12/2022), sektor properti China telah melambat tajam tahun ini setelah upaya Beijing mengendalikan pinjaman berlebihan oleh pengembang. Tindakan keras tersebut telah memicu penurunan investasi properti, penjualan dan harga, serta meningkatnya jumlah gagal bayar obligasi.
"Beberapa penyangga yang melindungi sistem keuangan terkikis, yang akan menimbulkan risiko jika penurunan properti menjadi berlarut-larut," kata Moody's dalam sebuah laporan, menambahkan bahwa permintaan yang lesu membuat prospek negatif untuk sektor real estat.
"Risiko terhadap stabilitas sistem keuangan China meningkat di tengah kontraksi di sektor properti dan perlambatan ekonomi negara itu."
Beijing telah meningkatkan dukungan dalam beberapa pekan terakhir untuk meningkatkan likuiditas di industri ini, yang menyumbang seperempat dari ekonomi terbesar kedua di dunia dan telah menjadi pendorong utama pertumbuhan.
Bank komersial terbesar di China juga telah mengantre setidaknya USD162 miliar dalam bentuk kredit segar kepada pengembang properti.
Sementara kebijakan baru pemerintah dapat meringankan kendala pendanaan, kebijakan itu akan membutuhkan waktu untuk berpengaruh, kata laporan itu.
"Meskipun pihak berwenang terus memiliki alat untuk mencegah krisis keuangan sistemik, beberapa penyangga ini melemah, dan dapat menimbulkan risiko jika penurunan properti berlanjut," kata Lillian Li, wakil presiden dan pejabat kredit senior Moody's.
Terlepas dari kekuatan keseluruhan sistem perbankan, bank-bank yang lebih kecil paling rentan dan jauh lebih rentan terhadap risiko dari sektor properti, kata Moody's.
Sementara eksposur langsung bank-bank China terhadap risiko dari sektor properti terbatas, eksposur tidak langsung mereka, termasuk pinjaman ke industri di sepanjang rantai pasokan sektor properti dan dari devaluasi agunan, lebih besar, tambah laporan itu.
Risiko sektor properti telah membebani kualitas aset bank, dengan analis memperkirakan rasio non-kinerja untuk real estat akan tetap tinggi untuk pemberi pinjaman dalam beberapa bulan mendatang.
(DKH)