ECONOMICS

Musim Panen Raya, Harga Beras di Pasar Kramat Jati Tak Kunjung Turun

Iqbal Dwi Purnama 31/03/2023 03:31 WIB

Kementan menyebut saat ini telah memasuki musim panen raya, nmun, harga beras di pasar di Jakarta belum kunjung turun.

Musim Panen Raya, Harga Beras di Pasar Kramat Jati Tak Kunjung Turun (FOTO: Dok MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut saat ini sudah memasuki musim panen raya beras mulai di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. Namun, harga beras di pasar di Jakarta belum kunjung turun.

Salah satu pedagang beras di pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Haikal (29) mengakui saat ini harga beras masih mengalami kenaikan sekitar Rp1.000/liter nya. Kenaikan tersebut juga tidak jauh berbeda seperti catatan MNC Portal pada bulan Februari lalu di Pasar Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.

"Saat ini harga beras naik (secara keseluruhan), naiknya rerata Rp1.000/kg, itu waktu BBM naik, sudah naik, cuma tidak sampai Rp1.000," kata Haikal saat ditemui MNC Portal, Kamis (30/3/2023).

Haikal memaparkan 3 jenis beras yang saat ini harganya naik tinggi adalah beras pandan wangi yang saat ini harganya Rp13.000/liter atau Rp17.000/kg. Padahal sebelum naik, harganya hanya Rp12 ribu/liter dua bulan lalu.

Kemudian harga beras jenis perak, yang saat ini harganya berada di Rp13 ribu, sebelumnya punya harga Rp12 ribu. Sedangkan beras lokal harganya saat ini Rp11 ribu/liter dari sebelumnya Rp10 ribu.

Sebelumnya, pada panen raya di Maros, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo didampingi langsung oleh Presiden Joko Widodo untuk menyaksikan secara simbolis bahwa panen raya telah tiba. Pada kesempatan tersebut, Presiden juga menyebutkan bahwa masuknya panen raya ini akan berdampak pada pembentukan harga beras di pasar. 

"Kita harapkan itu (menaikkan harga beras di pasar), panen, panen, panen, kemudian masuk ke rice Mill (penggilingan), keluar menjadi beras, segera masuk ke pasar, artinya kalau suply banyak, melimpah, itu otomatis, teorinya pasti harga turun, kalau suply kurang otomatis harga naik," kata Presiden Jokowi dikutip kanal YouTube, Sekretaris Presiden, Kamis (30/3/2023).

Sebagai informasi, panen padi di Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2023 ini mencapai 139.622 hektare dengan prakiraan produksi yakni 692.911 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 399.085 ton beras. 

Sedangkan untuk perkiraan panen padi di bulan April mendatang mencapai 174.609 hektare dengan prakiraan produksi mencapai 869.113 ton GKG atau setara 500.839 ton Beras. Adapun untuk bulan Mei perkiraannya mencapai  85.576 hektare, dengan produksi mencapai 422.188 ton GKG atau setara 243.481 ton beras. 

Secara umum, gambaran padi Provinsi Sulawesi Selatan memiliki luas Baku Sawah seluas 654.818 hektar dengan luas panen mencapai 1.038.084 hektar dan produksi padi mencapai 5.360.169 ton GKG atau setara 3.075.860 ton Beras.

Selain Sulawesi Selatan, pada awal Maret lalu di Kebumen juga Mentan bersama Presiden melakukan Panen Raya. Adapun potensi produksi padi Kabupaten Kebumen sendiri pada bulan Maret 2023 ini mencapai 115 ribu Ton GKG dengan luas panen Maret tahun 2023 seluas 19 ribu Ha (M1: 5.745 Ha, M2 : 5.342 Ha, M3 3.241 Ha dan M4: 4.720 Ha.). 

Lokasi panen paling besar terjadi di di Desa Lajer, Kecamatan Ambal. Untuk varietas yang digunakan adalah Ciherang, Inpari 42, Inpari 32. Indeks pertanaman IP-300. Potensi produktivitas 7-8 Ton/Ha dengan harga GKP Rp. 4.300/kg.

Kementerian Pertanian juga mencatat panen raya perdana terjadi di Kabupeten bekas pada 8 Februari kemarin dengan menghasilkan 2.749,5 ton.

Angka tersebut didapatkan dari luas baku lahan yang ada saat ini mencapai 47.000 hektare, sedangkan lahan di Kecamatan Sukakarya mencapai 3.420 hektare. Dari luasan tersebut, lahan yang dipanen mencapai 423 hektare dengan rata-rata produktivitas mencapai 6,5 ton per hektare. (RRD)

SHARE