ECONOMICS

Naik 14,8 Persen, Realisasi Pendapatan dan Hibah di Yogya Capai Rp6,49 Triliun

Nur Ichsan Yuniarto 01/10/2024 21:48 WIB

Kinerja pendapatan dan hibah negara di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tumbuh signifikan hingga akhir Agustus 2024

Kinerja pendapatan dan hibah negara di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tumbuh signifikan hingga akhir Agustus 2024

IDXChannel - Kinerja pendapatan dan hibah negara di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tumbuh signifikan hingga akhir Agustus 2024. Hal ini menjadi sinyal positif tumbuhnya perekonomian di DIY.

Berdasarkan catatan Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), realisasi pendapatan dan hibah di DIY mencapai Rp6,49 triliun atau meningkat 14,8 persen dibanding periode yang sama di 2024.

"Kenaikan ini didorong oleh peningkatan penerimaan perpajakan sebesar 15,6 persen dan penerimaan PNBP dengan pertumbuhan sebesar 12,8  persen," kata Kepala Kanwil DJPb DIY, Agung Yulianta lewat keterangan tertulisnya, Selasa (1/10/2024).

Dia menambahkan, realisasi penerimaan perpajakan sampai dengan bulan Agustus 2024 mencapai Rp4,66 triliun atau naik Rp629,96 miliar dari periode yang sama di tahun 2023 yang mencatatkan realisasi penerimaan perpajakan sebesar Rp4,03 triliun.

Agung menambahkan, pada komponen Pajak Dalam Negeri kenaikan ini terutama disumbangkan oleh Pajak Penghasilan Nonmigas yang mencatatkan pertumbuhan 16,3 persendengan realisasi Rp2,62 triliun dan Pajak Pertambahan Nilai dengan realisasi Rp1,4 triliun atau naik 12,2 persen.

"Penerimaan Cukai juga mencatatkan kenaikan 24,3 persen dibanding tahun sebelumnya. Realisasi hingga akhir Agustus 2024 mencapai Rp580,88 miliar," katanya.

Di samping itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada bulan Agustus 2024 naik 12,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.

Realisasi PNBP mencapai Rp1,84 triliun berasal dari PNBP Lainnya sebesar Rp446,95 miliar dan pendapatan BLU Rp1,39 triliun.

"Realisasi terbesar PNBP Lainnya ditopang oleh akun Pendapatan Biaya Pendidikan yang mengalami kenaikan 9,22 persen dari periode sebelumnya dengan nilai penerimaan Rp78,60 miliar," ucap Agung.

Agung mengatakan potensi dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas masih menjadi ancaman yang perlu dimitigasi.

"Peran APBN terus menjadi instrumen yang kredibel sebagai shock absorber dalam melindungi masyarakat dan menjaga kestabilan perekonomian terus dioptimalkan," kata dia.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE