ECONOMICS

Nasib Emiten Ban usai Goodyear PHK 700 Karyawan, Jadi Bad Year?

Maulina Ulfa - Riset 26/09/2023 17:06 WIB

Produsen ban global Goodyear Tire & Rubber berencana memberhentikan setidaknya 700 pekerja dan menjual sekitar 100 toko ritel di kawasan Asia-Pasifik.

Nasib Emiten Ban usai Goodyear PHK 700 Karyawan, Jadi Bad Year? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Perusahaan produsen ban global Goodyear Tire & Rubber berencana memberhentikan setidaknya 700 pekerja dan menjual sekitar 100 toko ritel di kawasan Asia-Pasifik.

Dilansir Reuters, Senin (25/9/2023), langkah ini diharapkan dapat memperbaiki pendapatan operasional perusahaan ban tersebut.

Dalam pernyataan resminya, Goodyear menambahkan bahwa rencana tersebut diharapkan meningkatkan profitabilitas, khususnya di Australia dan Selandia Baru.

Awal September, Goodyear mengumumkan langkah serupa untuk kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika yang akan memangkas sekitar 1.200 pekerjaan.

Perusahaan berbasis Amerika Serikat (AS) ini mengatakan langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari upaya restrukturisasi berskala luas. Perombakan besar-besaran diperkirakan rampung pada akhir 2024.

Kinerja keuangan Godyear pada kuartal I 2023 juga meleset dari perkiraan. Pendapatan Godyear meleset dari perkiraan analis sebesar 2,0 persen. Laba per saham (EPS) juga meleset dari perkiraan analis sebesar 11 persen. Memasuki Q2 2023, Goodyear mengalami kerugian sebesar 73 sen per saham

Lantas, di tengah kabar PHK Goodyear ini, kinerja emiten ban di Tanah Air, termasuk PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) dan beberapa lainnya masih menghadapi tantangan berat.

Kinerja Sejumlah Saham Ban RI

Sejumlah emiten bank yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di antaranya adalah GDYR, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), PT King Tire Indonesia Tbk (TYRE), PT. Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), dan PT Indo Kordsa Tbk (BRAM).

Kinerja saham GDYR menjelang berakhirnya sesi II perdagangan hari ini, Selasa (26/9/2023) menguat tipis 0,38 persen pada pukul 15.00 WIB. Namun, sepanjang tahun ini, saham GDYR tertekan 5 persen secara year to date (YTD). (Lihat tabel di bawah ini.)

 

Secara kinerja keuangan, GDYR mencatatkan pendapatan USD81,41 juta pada kuartal dua tahun ini. Namun, perusahaan menanggung beban pokok penjualan dan pendapatan mencapai USD73,06 juta.

GDYR mencatatkan rugi periode berjalan mencapai USD52,37 ribu dalam laporan keuangan yang berakhir pada Juni 2023, meskipun lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai USD1,98 juta. (Lihat tabel di bawah ini.)

Sementara emiten yang dikenal sebagai andalan Warren Buffett-nya Indonesia, Lo Kheng Hong (LKH), GJTL mengalami kenaikan 0,66 persen pada perdagangan hari ini. Secara YTD, kinerja GJTL justru menguat 35,71 persen.

Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2023, Gajah Tunggal membukukan penjualan bersih Rp8,11 triliun dan laba bersih periode berjalan Rp352,88 miliar.

Memasuki Q2 tahun ini, GJTL juga mampu membalikkan rugi sebesar Rp67,55 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Emiten yang baru saja melantai di BEI tahun ini, PT King Tire Indonesia Tbk (TYRE) menghijau pada perdagangan hari ini dengan kenaikan 1,61 persen per pukul 15.11 WIB. Tiga bulan melantai, saham TYRE juga menghijau 8,62 persen.

TYRE mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (8/5).  Produsen ban motor Kingland tersebut menjadi emiten ke-35 di BEI pada tahun ini.

TYRE akan menggunakan dana hasil IPO untuk modal kerja antara lain untuk pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I juga seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja.

Sementara kinerja MASA yang memegang merk jual ban Michelin bergerak sideways pada perdagangan hari ini dengan kinerja YTD menguat 41,51 persen. Saham BRAM hari ini melemah 0,37 persen dengan kinerja YTD tertekan 18,13 persen.

Kinerja keuangan MASA dan BRAM pada Q2 tahun ini mencatatkan laba periode berjalan masing-masing USD46,55 juta dan USD 9,66 juta.

Secara keseluruhan, kinerja emiten ban di bursa Tanah Air cenderung mixed dengan beberapa mengalami penurunan baik dari kinerja saham maupun laba. Namun ada juga yang masih berkinerja prima seperti emiten miliki Lo Kheng Hong, GJTL. (ADF)

SHARE