ECONOMICS

Nasib Impor KRL Bekas Jepang Bakal Ditentukan Pekan Depan

Iqbal Dwi Purnama 03/03/2023 18:59 WIB

Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati buka suara soal polemik impor KRL bekas dari Jepang yang saat ini belum menemukan titik terang.

Nasib Impor KRL Bekas Jepang Bakal Ditentukan Pekan Depan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati buka suara soal polemik impor KRL bekas dari Jepang yang saat ini belum menemukan titik terang. Hal itu dikarenakan Kementerian Perindustrian belum memberikan rekomendasi izin kepada Kementerian Perdagangan terkait pengadaan barang impor tersebut.

Ia mengatakan, izin impor KRL tersebut akan ditentukan hari Senin pekan besok, 6 Januari mendatang oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).

"Jadinya hari Senin [kita rapat dengan Meki Marves]," kata Adita saat ditemui MNC Portal di iNews Tower, Jumat (3/3/2023).

Adita menjelaskan, impor KRL ini hanya bersifat sementara, sambil menunggu pengerjaan 16 trainset yang dilakukan oleh PT INKA yang rencananya bakal rampung pada tahun 2025 mendatang. 

Namun demikian menurut Adita, dalam masa transisi untuk menunggu kereta jadi itu tidak mungkin tidak ada penggantinya.

"Intinya kami konsen untuk layanan KRL yang tidak boleh putus, itu ada 1 juta penumpang yang setiap hari harus dilayani," sambungnya.

Sehingga jika tidak ada substitusi dari pengadaan KRL bekas dari Jepang tersebut khawatirnya akan berdampak pada penumpukan penumpang yang mengantre di stasiun. Karena kereta yang beroperasi akan semakin sedikit.

"Kita sudah pesan ke INKA tapi baru bisa selesai dalam kurun waktu 2-3 tahun, makannya kami memberikan rekomendasi teknis untuk bisa dilakukan impor kereta bukan baru dari Jepang, tapi ini hanya solusi sementara," kata Adita.

Menurutnya, kalaupun impor kereta bekas dari Jepang itu jadi, maka PT KCI juga tidak bisa langsung menggunakannya. Sebab butuh beberapa perbaikan yang akan disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. 

Proses reparasi tersebut yang dianggap bakal meningkat TDKN (Tingkat Kompenen Dalam Negeri) meskipun pengadaannya berasal dari impor. Karena beberpaa kompenen yang diganti diambil dari produsen dalam negeri.

"Interiornya bisa diganti dengan yang kandungan lokal, AC, dan hal-hal yang bisa menggunakan produk lokal, itu harus bisa di implementasikan," kata Adita.

"Pada prinsipnya kita memperhatikan keberlangsungan layanan, tidak boleh berhenti," pungkasnya.

(SLF)

SHARE