ECONOMICS

Neraca Perdagangan RI Defisit dengan China, tapi Surplus dengan AS

Rahmat Fiansyah 19/08/2024 03:07 WIB

Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada Juli 2024 dengan China dan AS menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia.

Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada Juli 2024 dengan China dan AS menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada Juli 2024 dengan China dan Amerika Serikat (AS) menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, China dan AS masih menjadi mitra dagang terbesar dengan nilai perdagangan nonmigas mencapai USD6,97 miliar, setara 33 persen dari total ekspor. Sementara itu, Jepang telah menggeser posisi India sebagai negara tujuan ekspor nonmigas terbesar ketiga dengan nilai ekspor USD1,78  miliar dengan pangsa 8,57 persen. 

"Dengan demikian, nilai ekspor nonmigas ke ketiga negara tersebut sebesar USD8,75 miliar, setara dengan pangsa mencapai 42,10 persen," ujarnya dikutip Senin (19/8/2024).

Pria yang kerap disapa Zulhas itu mengatakan, meskipun AS dan China sama-sama mitra dagang terbesar Indonesia, posisi keduanya berbeda. AS bersama India dan Filipina menjadi tiga negara terbesar yang menyumbang surplus bagi Indonesia sebesar USD3,03 miliar.

"Sementara itu, penyumbang defisit perdagangan nonmigas terdalam pada Juli 2024 adalah China, Singapura, dan Australia yang totalnya mencapai USD3,42 miliar," ujarnya.

Di bulan Juli 2024, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus USD470 juta yang menjadi surplus ke-51 kalinya secara beruntun. Surplus itu diperoleh dari surplus nonmigas sebesar USD2,61 miliar sementara migas mengalami defisit USD2,13 miliar. Surplus itu lebih rendah daripada Juni 2024 sebesar USD2,39 miliar atau Juli 2023 USD1,23 miliar.

"Meskipun perbandingan nilai surplus periode ini dengan bulan lalu maupun dengan periode Juli tahun lalu tercatat lebih rendah, Indonesia tetap melanjutkan surplus perdagangan selama 51 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," katanya.

Zulhas mengatakan, sejumlah produk ekspor yang mengalami kenaikan tertinggi di Juli 2024 di antaranya logam mulia dan permata (+51,11 persen), mesin dan perlengkapan elektrik (+14,89 persen), serta kendaraan dan bagiannya (+14,68 persen).

Sementara produk impor yang naik pesat pada bulan lalu yakni bahan bakar mineral (+71,26 persen), pupuk +(67,73 persen), serta ampas dan sisa industri makanan (+65,86 persen).

(Rahmat Fiansyah)

SHARE