ECONOMICS

Neraca Perdagangan Terus Surplus, Airlangga: Tanda Ekonomi RI Semakin Pulih

Michelle Natalia 07/04/2022 17:03 WIB

Neraca perdagangan Indonesia sudah 22 bulan berturut-turut surplus sejak Mei 2020, hal ini indikator ekonomi Indonesia semakin pulih.

Neraca Perdagangan Terus Surplus, Airlangga: Tanda Ekonomi RI Semakin Pulih (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Neraca perdagangan Indonesia sudah 22 bulan berturut-turut surplus sejak Mei 2020, hal ini indikator ekonomi Indonesia semakin pulih dan dapat menarik banyak investor.

“Meningkatnya neraca perdagangan ini menjadikan ekonomi nasional semakin pulih sehingga diharapkan mampu menarik minat investor,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Kamis(7/4/2022). 

Kredibilitas Indonesia bagi investor pada tahun 2021 semakin membaik dan terlihat dari peningkatan realisasi investasi pada Q4 tahun 2021 sebesar 15,2% (yoy) serta terlampauinya target investasi yang direncanakan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebesar Rp858,5 triliun dengan capaian sebesar Rp901,02 triliun.

Selain adanya peningkatan indikator ekonomi dan kredibilitas yang baik bagi investor, Indonesia saat ini juga tengah diuntungkan dengan adanya momentum Presidensi G20 Indonesia tahun ini. Peran Indonesia dalam Presidensi G20 ini diproyeksikan mampu memberi peluang bagi Indonesia dalam memimpin proses pemulihan ekonomi global melalui tiga prioritas utama yaitu kesehatan, digitalisasi ekonomi, dan transisi energi.

Airlangga juga menjelaskan tentang peran Presidensi G20 Indonesia dalam membantu Pemerintah mengembangkan perdagangan global. Pengembangan dilakukan dengan berbagai dukungan diantaranya yakni promosi industri sawit berkelanjutan melalui strategi hilirisasi. Hilirisasi merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah suatu barang atau komoditas dengan mengolah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

“Dengan adanya hilirisasi ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing komoditas ekspor di tingkat global dan memperkuat industri manufaktur dalam negeri,” jelas Airlangga.

Dukungan lain yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan daya saing komoditas adalah dengan mengembangkan Kawasan Berikat Hortikultura Berbasis Ekspor. Kawasan Berikat tersebut merupakan kombinasi dari penyediaan modal dan teknologi oleh perusahaan serta lahan dan tenaga kerja oleh petani. Kombinasi ini dilakukan agar kualitas komoditas yang dihasilkan dapat lebih jauh berdaya saing sehingga mampu menembus pasar internasional.

“Disamping meningkatkan daya saing, Pemerintah juga berupaya meningkatkan ekspor komoditas global melalui pemberian fasilitas promosi perdagangan dan investasi serta sosialiasi penggunaan Local Currency Settlement. Insentif lain juga diberikan pemerintah dalam bentuk perpanjangan batas waktu Pengajuan Pembebasan Sanksi Penangguhan Ekspor sebagai respon pemerintah dalam mengurangi dampak yang dirasakan eksportir akibat pandemi,” tutup Airlangga. (RAMA)

SHARE