’Ngeri-Ngeri Sedap’, Bahlil Lahadalia Ungkap Peluang Investasi 2022
Peluang investasi 2022 dinilai bergerak positif. Sebab, Pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) sudah memproyeksikan jika akan ada pertumbuhan ekonomi.
IDXChannel - Peluang investasi 2022 dinilai bergerak positif. Sebab, Pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) sudah memproyeksikan jika akan ada pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7% – 5,5%. Menteri Investasi dan Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa target investasi di tahun 2022 ini seperti ‘ngeri-ngeri sedap’.
Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa di tahun 2022, BKPM sudah diberi target investasi sebesar Rp1.200 triliun atau lebih tinggi 30% dari target investasi di tahun 2021. Namun Kepala Bahlil ini tetap optimis dapat mencapai target investasi tersebut dengan adanya peta peluang investasi yang telah selesai disusun timnya.
Dalam peta peluang investasi, terdapat 4 sektor yang akan menjadi prioritas investasi, yaitu sektor pariwisata, kawasan ekonomi, industri manufaktur, dan sektor infrastruktur yang mencakup 47 proyek di seluruh wilayah provinsi di Indonesia dengan indikatif capaian investasi sebesar Rp156,84 triliun.
Selain peta peluang investasi yang ada, BKPM juga sudah menargetkan hasil investasi per wilayah pada 2022 seperti wilayah Sumatera sebesar Rp276 triliun, Jawa sebesar Rp588,73 triliun, Bali dan Nusa Tenggara sebesar Rp51 triliun, Kalimantan Rp102 triliun, Sulawesi Rp100 triliun, Maluku Rp50 triliun, dan Papua sebesar Rp30 triliun.
Instrumen investasi saham ini masih menempati posisi teratas sebagai produk investasi terbaik pada tahun 2022. Memang, peluang investasi ini untuk tumbuh akan sangat besar berkat misi pemerintah untuk meningkatkan ekonomi secara masif. Investasi terbaik berikutnya pada tahun 2022 adalah reksa dana umum, terutama untuk dana campuran umum dan pasar saham.
Selain itu, peluang investasi di tahun 2022 pada pasar obligasi saat ini juga lebih siap dalam menghadapi tren perubahan sentimen global. Faktor kepemilikan asing yang jauh lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, dinamika penawaran obligasi yang membaik dan valuasi pasar obligasi Indonesia akan meredam dampak pengetatan kebijakan moneter The Fed pada tahun 2022.
Sementara itu, selain tiga peluang investasi pada tahun 2022, fundamental makro yang lebih baik dan stabilitas eksternal yang terus diperkuat juga diharapkan mampu menjaga volatilitas pasar obligasi Indonesia. Investor juga bisa memanfaatkan reksa dana pendapatan tetap untuk diversifikasi aset. (SNP)