Nilai Tukar Petani (NTP) di Jatim Turun 0,67 Persen, Ini Penyebabnya
Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 0,67 persen. Diikuti Jawa Tengah sebesar 0,38 persen dan Banten sebesar 0,36 persen.
IDXChannel - Tingkat daya beli atau Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur pada bulan November 2022 turun 0,67 persen dari 103,57 menjadi 102,88.
Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani menurun. Sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan.
Dari lima provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada bulan November 2022, tiga provinsi mengalami penurunan NTP. Sedangkan dua provinsi mengalami kenaikan.
Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 0,67 persen. Diikuti Jawa Tengah sebesar 0,38 persen dan Banten sebesar 0,36 persen.
"Sedangkan kenaikan terbesar terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,31 persen, diikuti Jawa Barat sebesar 0,18 persen," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Umar Sjaifudin, dalam rilisnya, Jumat (9/12/2022).
Pada bulan November 2022, tiga subsektor pertanian di Jawa Timur mengalami penurunan NTP dan dua subsektor mengalami kenaikan. Subsektor yang mengalami penurunan NTP terbesar terjadi pada subsektor Hortikultura sebesar 5,07 persen dari 109,95 menjadi 104,38.
Diikuti subsektor Perikanan sebesar 1,12 persen dari 102,15 menjadi 101,00 dan subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,65 persen dari 103,57 menjadi 102,90. Sedangkan subsektor yang mengalami kenaikan NTP terbesar terjadi pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,06 persen dari 102,94 menjadi 104,02. "Diikuti subsektor Peternakan sebesar 0,92 persen dari 101,01 menjadi 101,94," imbuh Umar.
Data BPS Jawa Timur juga mencatat, Ssepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan terbesar indeks harga yang diterima petani bulan November 2022 adalah gabah, sapi potong, telur ayam ras, bawang merah, tebu, omat, ayam ras pedaging, kacang kedelai, kol/kubis dan sawi hijau.
Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang diterima petani adalah cabai rawit, jagung, cabai merah, kentang, buncis, tembakau, ayam kampung/buras, udang payau, bandeng payau dan ikan layang (malalugis/momar).
(SAN)