Ombudsman: Program SPHP Bulog Belum Berhasil Tekan Harga Beras
Ombudsman RI menyebut program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Perum Bulog belum sepenuhnya berhasil menurunkan harga beras.
IDXChannel - Ombudsman RI menyebut program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Perum Bulog belum sepenuhnya berhasil menurunkan harga beras.
Adapun pemerintah resmi melakukan relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium menjadi Rp14.900-15.800/kg dari sebelumnya Rp13.900/kg-14.800/kg. Kebijakan ini hanya berlaku sementara mulai dari 10 hingga 23 Maret 2024.
Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengatakan, beras SPHP Bulog tidak jauh berbeda dengan beras komersil.
“Jika pasokan beras SPHP Bulog berlebihan maka ada dugaan dikemas kembali menjadi beras komersil, mengingat kualitasnya yang tidak jauh berbeda. Namun hal ini masih dugaan dan akan didalami oleh Ombudsman,” ujar Yeka dalam keterangannya, Jumat (15/3/2024).
Yeka sebelumnya melakukan inspeksi mendadak (sidak) pemantauan harga beras pasca diberlakukannya relaksasi HET beras premium ke retail modern, Pasar Induk Beras Cipinang, dan Gudang Bulog.
Yeka mengatakan pasokan beras premium mulai tersedia kembali di retail modern meskipun jumlahnya masih terbatas. Selain itu, masih ditemukan di beberapa titik retail modern harga beras premium tidak sesuai dengan ketentuan relaksasi HET.
“Pemantauan kami di retail modern di wilayah Jakarta menunjukkan pasokan beras Premium sudah mulai tersedia kembali meski dengan jumlah yang terbatas, namun kami temukan masih ada beberapa merek beras premium di retail modern yang harganya tidak sesuai dengan nilai relaksasi HET beras premium. Hal tersebut perlu menjadi bahan evaluasi dan perlu ada solusi yang bijak, yang tidak merugikan pihak manapun,” ungkap Yeka.
Bahkan, Yeka juga melakukan sidak di Gudang Bulog Kanwil DKI Jakarta, Kelapa Gading Jakarta Utara. Yeka mengatakan perlu adanya percepatan teknologi dalam proses pemenuhan kebutuhan beras. Salah satunya terkait proses pengepakan atau packaging.
“Selain itu, perlu ada evaluasi dan perbaikan terkait dengan proses pemasukan beras impor di pelabuhan yang dirasa cukup memakan waktu. Diketahui beras impor dari Pakistan tahun 2023, baru masuk ke Gudang Bulog di bulan Maret 2024,” pungkasnya.
(DES)