Omicron Masuk RI, Kekhawatiran Pelaku Pasar Benar-benar Terjadi
Masuknya covid-19 varian Omicron ke Indonesia akan menambah beban perekonomian nasional.
IDXChannel - Masuknya covid-19 varian Omicron ke Indonesia akan menambah beban perekonomian nasional. Masuknya Omicron ini sudah lama menjadi kekhawatiran para pelaku pasar di tanah air.
Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan, pengumuman masuknya Omicrom ke Indonesia bersamaan dengan kabar dari Bank Sentral Amerika Serikat (The FED) menambah pengurangan pembelian asset atau tapering, dan berencana untuk menaikkan besaran suku bunga acuannya sebanyak 3 kali di tahun depan.
Kabar dari The Fed itu sudah diperkirakan sebelumnya dan tak sepenuhnya menjadi kabar buruk bagi pasar keuangan global. Bahkan untuk IHSG justru sempat menguat di sesi pembukaan. Walaupun tren penguatannya terkikis secara selama sesi perdagangan pagi, hingga pada akhirnya IHSG diperdagangkan di teritori negative.
Akan tetapi kabar dari Menteri Kesehatan RI terkait temuan pasien omicron, memperburuk kinerja pasar keuangan yang sebelumnya sudah terpapar kabar kurang baik dari AS tersebut.
"Jadi apa yang dikuatirkan pelaku pasar selama ini benar-benar terjadi. Dari sisi eksternal, kebijakan Bank Sentral AS tersebut. Sementara dari sisi internal, ada kekuatiran akan kebijakan yang diambil pemerintah dalam mengantisipasi dampak buruk penyebaran Omicron di tanah air," terang Gunawan, Kamis (16/12/2021).
"Sejauh ini memang pasar keuangan masih terlihat belum begitu terpengaruh oleh kehadiran Omicron di tanah air. Tetapi respon kebijakan yang dikuatirkan adalah adanya pemberlakuan pengetatan PPKM seperti yang sudah-sudah," tegasnya.
Gunawan menuturkan, ekonomi nasional yang akan jadi korban kebijakan pengetatan PPKM. Walaupun kita semua tahu bahwa PPKM sebagai salah satu upaya untuk meredam agar penyebaran Covid-19 bisa lebih dikendalikan. Dengan diumumkannya kasus omicron di tanah air, hal ini saja sudah bisa membuat masyarakat untuk mengurangi aktifitas di luar. Belum lagi nanti kebijakan susulan dari pemerintah," tuturnya.
Kehadiran Omicron, lanjut Gunawan, juga dikuatirkan akan merevisi kebijakan pemerintah yang sebelumnya telah menghapus PPKM level 3 selama musim libur hari besar keagamaan nasional Natal dan Tahun Baru (Nataru). Jadi kehadiran omicron akan merubah banyak ekspektasi khususnya terkait dengan kinerja fundamental ekonomi kedepan.
"Pertumbuhan ekonomi, inflasi, IHSG, niai tukar Rupiah, suku bunga acuan, kosumsi masyarakat, harga emas, hingga aktifitas perusahaan berpeluang untuk direvisi kinerjanya ke depan," tukasnya.
Gunawan menegaskan, semuanya akan menyesuaikan dan mencari titik keseimbangan baru seiring dengan munculnya ancaman baru. Kehadiran omicron di tanah air menambah deretan panjang masalah ekonomi nasional. Seperti yang sudah sudah, dimana covid 19 telah menghapus banyak lapangan kerja masyarakat. Dan mengakibatkan masyarakat kehilangan daya belinya.
"Pada hari ini saja omicron telah membuat IHSG ditutup turun 0.47 persen di level 6.594,80, sementara mata uang rupiah melemah di level 14.363 per US Dolar diperdagangan sore," tutupnya. (RAMA)