ECONOMICS

Omicron Naik Jadi 136 Kasus, Kemenkes: Jangan Egois, Tahan Diri Tak Bepergian

Binti Mufarida 01/01/2022 15:23 WIB

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan kasus terkonfirmasi positif Omicron kembali mengalami peningkatan.

Omicron Naik Jadi 136 Kasus, Kemenkes: Jangan Egois, Tahan Diri Tak Bepergian. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan kasus terkonfirmasi positif Omicron kembali mengalami peningkatan. Tercatat sudah 136 orang terpapar varian baru dari Covid-19 itu, semuanya berasal dari pelaku perjalanan luar negeri dan 11 Warga Negara Asing (WNA).

“Semua kasus merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri, dengan asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat,” dalam keterangan yang diterima, Sabtu (1/1/2022).

Dari 68 kasus konfirmasi Omicron tersebut, sebanyak 29 orang tidak memiliki gejala, 29 orang sakit dengan gejala ringan, 1 orang sakit dengan gejala sedang, dan 9 orang lainnya tanpa keterangan.

Kemenkes pun menghimbau masyarakat untuk menahan diri tidak bepergian ke negara-negara dengan transmisi penularan Omicron yang sangat tinggi. Negara-negara tersebut di antaranya seperti Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.

“Jangan egois, harus bisa menahan diri untuk tidak bepergian dulu ke negara dengan transmisi penularan COVID-19 yang sangat tinggi seperti Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat. Kita harus bekerjasama melindungi orang terdekat kita dari tertular COVID-19. Mari kita menahan diri,” tegas Nadia.

Sementara itu, WHO memprediksi peningkatan kasus akibat Omicron dibandingkan dengan Delta dan dengan mempertimbangkan tingkat penularan dan risiko keparahan, maka didapat hasil bahwa kemungkinan akan terjadi peningkatan penambahan kasus yang cepat akibat Omicron. Akan tetapi diiringi dengan tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit atau ICU yang lebih rendah dibandingkan dengan periode Delta.

Artinya varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi tapi dengan risiko sakit berat yang rendah. Walaupun begitu, masyarakat tetap harus waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat. Oleh karena itu upaya pencegahan dan pengendalian, serta upaya mitigasi lainnya harus tetap berjalan. (TYO)

SHARE