OPEC Pangkas Proyeksi Permintaan, Harga Minyak Anjlok
Harga minyak mentah melanjutkan koreksi pada pagi ini, Selasa (15/11/2022), usai organisasi negara pengekspor minyak bumi (OPEC) memangkas proyeksi permintaan.
IDXChannel - Harga minyak mentah kembali melanjutkan koreksi pada pagi ini, Selasa (15/11/2022), setelah organisasi negara pengekspor minyak bumi (OPEC) memangkas proyeksi permintaan di tingkat global tahun 2022.
Pasar juga semakin terbebani berkat prospek konsumsi yang rendah dari China setelah dikabarkan mengalami peningkatan jumlah kasus Covid-19.
Harga minyak mentah di Intercontinental Exchange (ICE) hingga pukul 09:49 WIB untuk kontrak Januari 2023 menurun 0,28% di USD92,88 per barel, setelah anjlok sekitar 3% pada Senin kemarin.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Januari merosot 0,50% sebesar USD84,73 per barel, setelah terkapar 3,5% pada sesi sebelumnya.
OPEC telah memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun 2022 menjadi 2,55 juta barel per hari.
OPEC menerangkan angka tersebut turun 100.000 bph dari perkiraan sebelumnya, dengan mengutip terdapat sejumlah tantangan ekonomi termasuk lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga.
Pengumuman ini muncul setelah Dana Moneter Internasional atau IMF mengatakan pada Minggu (13/11/2022) bahwa prospek ekonomi global masih tetap suram daripada yang diproyeksikan bulan lalu.
"Ekonomi dunia telah memasuki periode ketidakpastian yang signifikan dan tantangan yang meningkat pada kuartal keempat tahun 2022," kata OPEC dalam laporannya, dilansir Reuters, Selasa (15/11/2022).
Dari daratan China, pasar minyak telah menyambut baik pengumuman Beijing pada pekan lalu yang akan mengurangi dampak kebijakan nol-Covid mereka untuk memacu aktivitas ekonomi dan permintaan energi.
Melansir Reuters, Selasa (15/11/2022), analis ANZ mengatakan hal itu tidak serta menjadi katalis positif lantaran lonjakan jumlah kasus terus terjadi dan menjadi risiko penurunan harga.
Sementara itu, Amerika Serikat baru saja melaporkan produksi minyak serpih mereka. Diketahui, produksi minyak serpih di Permian Basin mencetak rekor sebesar 5,499 juta barel per hari (bpd) pada bulan Desember, sebagaimana kata Biro Administrasi Informasi Energi (EIA) AS pada Senin (14/11/2022).
(SLF)