ECONOMICS

Orang Tajir AS Hilang Duit di 2022 dan Alami 'Richcession', RI Bagaimana?

Maulina Ulfa - Riset 06/01/2023 16:19 WIB

Di Indonesia, richcession nampaknya juga menjadi topik hangat di kalangan para konglomerat.

Orang Tajir AS Hilang Duit di 2022 dan Alami 'Richcession', RI Bagaimana? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kaum tajir melintir di Amerika Serikat (AS) menderita sepanjang tahun lalu. Hal ini karena mereka kehilangan banyak aset mereka di tengah perlambatan ekonomi negeri Paman Sam.

Mengutip Wall Street Journal (WSJ), kemerosotan ekonomi biasanya mengerikan bagi orang miskin, buruk bagi kelas menengah dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang kaya.

Namun jika ekonomi memasuki resesi pada 2023, orang kayalah yang mendapat pukulan lebih besar.

Banyak perusahaan teknologi yang menjadi berita utama dengan pengumuman PHK. Badai PHK yang melanda sektor tekno di AS juga memiliki dampak signifikan terhadap pekerja berpenghasilan tinggi.

Data menunjukkan, rata-rata gaji pekerja di level menengah di induk Facebook, Meta Platforms menghasilkan USD295.785 pada tahun 2021, sedangkan pekerja di Twitter menghasilkan USD232.626.

Tak hanya pekerja dengan gaji tinggi, miliarder teknologi AS harus menanggung pahit saat saham-saham perusahaan teknologi mengalami penurunan.

Belum lagi inflasi yang melonjak, membuat anggota The Forbes 400, daftar orang terkaya di AS secara kolektif sebesar USD500 miliar atau setara Rp 7.596 triliun, kehilangan banyak uang pada 2022.

Sejumlah Konglomerat Menjerit, Bagaimana di RI?

Para taipan negeri Paman Sam diperkirakan kehilangan kekayaan bersih gabungan sebesar USD315 miliar atau setara Rp 4.785 triliun, dua kali lipat nilai pendapatan RI.

Salah satu nama di antaranya, Jeff Bezos. Bos Amazon ini sebelumnya memiliki kekayaan bersih sebesar USD151 miliar. Namun, Bezos harus kehilangan kekayaan sebanyak USD50 miliar.

Nama lainnya, bos Google, Larry Page yang sebelumnya memiliki kekayaan bersih sebesar USD93 miliar, harus kehilangan USD30 miliar.

Menanggung hal yang sama dengan rekan sejawatnya, Sergey Brin juga harus kehilangan harta sebesar USD29,5 miliar, di mana harta sebelumnya mencapai USD89 miliar.

Bos Microsoft Bill Gates juga kehilangan sekitar USD28 miliar dari sebelumnya memiliki kekayaan bersih USD106 miliar.

Mackenzie Scott, mantan istri Jeff Bezos ini juga kehilangan uang sebesar US$20,8 miliar, dari sebelumnya USD37,7 miliar.

Sementara si flamboyan Elon Musk juga didepak dari daftar salah satu orang terkaya RI. Melansir Indeks Miliarder Bloomberg, Elon Musk kehilangan sekitar USD200 miliar, setara Rp 3.200 triliun dari total kekayaan pribadinya dalam 14 bulan terakhir.

Di Indonesia, richcession nampaknya juga menjadi topik hangat di kalangan para konglomerat.

Menurut data Forbes, total kekayaan kolektif 50 orang terkaya di Indonesia mencapai USD180 miliar atau Rp2.811 triliun. Angkanya justru naik dibanding tahun lalu yang hanya mencapai USD162 miliar.

Nomor satu ada dua taipan Djarum Group dan BBCA, R. Budi Hartono dan Michael Hartono sebesar USD 47,7 miliar.

Nomor dua ditempati oleh Bayan Resources (BYAN), Low Tuck Kwong mencapai USD 12,1 miliar. Low Tuck Kwong menggeser kekayaan para pendahulunya.

Meskipun kinerja saham BYAN terus melemah menyusul anjoknya harga batu bara, masih tetap menjadikan Low Tuck Kwong sebagai orang terkaya di Indonesia.

Dalam seminggu perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham turun 2,02%. Sementara pada perdagangan Jumat (6/1/2023), saham BYAN melonjak 3% ditutup di angka Rp20.575 per saham.

Sementara berdasarkan data The Real-time Billionaires List dari Forbes Jumat sore (6/1/2023), kekayaan Low Tuck Kwong mencapai USD27,8 miliar, turun USD719 juta.

Ada juga kekayaan salah satu taipan di sektor bank digital, Jerry Ng yang terpuruk di tahun lalu. Jerry Ng dan koleganya resmi mengakuisisi Bank Jago (ARTO) yang sebelumnya bernama Bank Artos Indonesia tiga tahun lalu.

Diketahui bahwa pada Juli 2021 lalu Jerry NG sempat menempati posisi ke-5 sebagai orang terkaya di Indonesia dengan total harta mencapai USD4,7 miliar. Sayangnya, dalam setahun kemarin, saham ARTO anjlok hingga 80,75% yang mungkin menyebabkan hartanya lenyap hingga Rp39 triliun.

Jika resesi menghantui RI di 2023, bukan tidak mungkin para konglomerat ini juga akan kembali kehilangan hartanya di tahun ini. Menarik untuk ditunggu. (ADF)

SHARE