Pamer Laba Hingga Rp589,7 Miliar, Pos Indonesia Sebut Strategi Ini Jadi Kuncinya
Dulu sebelum ada transformasi digital, produk kami hanya tersedia pengiriman reguler yang waktu pengirimannya lama.
IDXChannel - PT Pos Indonesia memamerkan hasil kinerjanya yang gemilang di sepanjang tahun 2021 lalu. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berlogo burung itu berhasil meraup laba bersih hingga Rp589,7 miliar, atau melonjak hingga 72,43 persen dibanding laba tahun 2020 yang masih Rp342,1 miliar.
Porsi pertumbuhan sebesar itu diklaim belum pernah terjadi dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Menjadi lebih spesial saat melihat fakta bahwa performa kinclong itu terjadi saat persaingan bisnis di industri semakin ketat.
Menurut Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Pos Indonesia, Siti Choiriana, catatan mentereng itu merupakan buah dari transformasi digital yang telah dilakukan oleh perusahaan. Pos Indonesia disebut Siti terus memetakan dan mengaplikasikan setiap peluang bisnis untuk merawat simbol kekuatan layanan pos yang kini telah berlangsung selama hampir tiga abad.
"Perusahaan ini harus bangkit, karena usianya yang sudah 275 tahun. Kami terus memikirkan fundamental bisnis Pos Indonesia, salah satunya terkait digitalisasi," ujar Siti, dalam keterangan resminya, Minggu (10/7/2022).
Menurut Siti, transformasi digital telah berhasil mendorong perbaikan kinerja di seluruh lini di Pos Indonesia, mulai dari layanan kurir, produk dan kanal, teknologi, hingga kultur kerja di internal perusahaan. Hal ini menjadi salah satu andalan Pos Indonesia dalam menjaga daya saing dalam bisnis logistik yang kian kompetitif.
"Ada tiga cara cepat dalam mendorong pertumbuhan sebuah perusahaan, yaitu build, buy, dan borrow. Kami memilih strategi borrow, lewat kolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengembangkan bisnis dan menjalankan program transformasi," tutur Siti.
Secara umum, dikatakan Siti, Pos Indonesia memang bukan perusahaan digital, dengan sumber daya manusia yang justru lebih memiliki keandalan dalam bidang administrasi, yaitu mencatat data pengiriman surat.
"Strategi build (akan cocok) kalau kami punya kapabilitas (teknologi). (Strategi) Buy (cocok) kalau kami punya uang. Tapi kan kami tidak memiliki kedua hal itu, sehingga pilihan jatuh pada borrow. Kalau borrow, kami tinggal pilih partner yang tepat untuk bekerja sama. Kami open dan ambil yang tercepat," ungkap Siti.
Saat ini layanan produk hasil transformasi digital Pos Indonesia adalah aplikasi PosAja! yang dapat diunduh pada Play Store maupun App Store. Siti mengklaim aplikasi diluncurksn pada pertengahan tahun lalu itu mampu menjawab tantangan layanan kurir digital yang serba cepat, murah, mudah, dan sederhana.
"Dulu sebelum ada transformasi digital, produk kami hanya tersedia pengiriman reguler yang waktu pengirimannya lama. Kini, kami sudah memiliki layanan premium instan untuk pengiriman paket dan surat dalam kota dengan batas waktu maksimal tiga jam, serta layanan pengiriman sameday dan nextday," pamer Siti.
Selain itu, Pos Indonesia juga telah menggandeng beberapa e-commerce, seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak terkait jasa pengiriman barang. Aplikasi PosAja! awalnya digunakan untuk kurir digital Pos Indonesia, yang lalu berkembang menjadi aplikasi yang juga bisa dipakai oleh masyarakat umum yang ingin merasakan kemudahan berbelanja.
"Layanan ini juga sudah kami masukkan ke aplikasi kurir PosAja! yang terhubung dengan marketplace. Aplikasi ini bisa beli sembako, produk fesyen, hingga buku Gramedia," tegas Siti. (TSA)