Partai Republik Tidak Percaya AS akan Default pada 1 Juni
Partai Republik tidak memercayai peringatan Menteri Keuangan Janet Yellen.
IDXChannel - Partai Republik tidak memercayai peringatan Menteri Keuangan Janet Yellen yang menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) dapat mengalami gagal bayar atau default secepatnya 1 Juni jika Kongres tidak segera menaikkan atau menangguhkan batas utang.
“Kami ingin tahu bagaimana mereka menentukan tanggal itu,” kata pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Steve Scalise kepada wartawan, dilansir dari Bloomberg pada Rabu (24/5/2023).
Partai Republik menginginkan kenaikan pagu utang dibarengi dengan pemangkasan anggaran besar-besaran. Di sisi lain, Gedung Putih menyatakan plafon utang harus dinaikkan tanpa syarat.
"Peringatan default dibuat-buat untuk memaksa Partai Republik mencabut tuntutannya," kata Chip Roy, anggota DPR dari Partai Republik lainnya.
Setelah pemilihan sela pada akhir 2022, Partai Republik menguasai mayoritas kursi di DPR, sementara kubu Demokrat mengendalikan Senat dan Gedung Putih.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menolak upaya Partai Republik untuk meremehkan ancaman gagal bayar terhadap ekonomi AS.
"Semua orang memahami bahwa konsekuensi dari gagal bayar akan sangat parah bagi rakyat Amerika dan ekonomi Amerika," kata Jean-Pierre kepada wartawan di Gedung Putih.
“Default akan menghapus sebanyak delapan uta pekerjaan, memicu resesi, menghancurkan dana pensiun, meningkatkan harga-harga, dan merusak reputasi internasional kita," lanjutnya.
Analis di Goldman Sachs Group Inc. dan Wrightson ICAP memprediksi 7-8 Juni sebagai momen yang paling berbahaya terkait utang AS. Morgan Stanley mengatakan 8 Juni adalah tanggal X, sebutan untuk hari di mana AS tidak lagi bisa membayar kewajibannya.
Kedua kubu sampai saat ini masih terus melakukan negosiasi. Pertemuan antara Presiden Joe Biden dan pemimpin Kongres masih belum bisa menghasilkan kesepakatan. (WHY)