Pasca Lockdown, Kasus Covid-19 di India Turun 87 Persen dalam Sebulan
Kasus Covid-19 di India saat ini sudah mengalami penurunan hingga 87,5 persen dalam kurun waktu sebulan.
IDXChannel - Kasus Covid-19 di India saat ini sudah mengalami penurunan hingga 87,5 persen dalam kurun waktu sebulan. Padahal, India sempat mengalami tsunami Covid-19 pada Mei 2021 lalu. Dimana kasus Covid-19 menembus angka 400 ribu per hari.
Mantan Direktur World Health Organization (WHO) Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama mengatakan India termasuk cepat dalam menurunkan kasus Covid-19.
“Waktu kasus di India meningkat tajam maka sudah banyak bahasan yang dilakukan, tapi kita perlu tahu juga bahwa India juga berhasil dengan amat cepat menurunkan kasusnya. Kasus COVID-19 baru harian di India naik 40 kali lipat dari 9.121 orang pada 15 Februari 2021, menjadi 414.188 kasus sehari pada 6 Mei 2021,” kata Tjandra dalam keterangan yang diterima, Kamis (24/6/2021).
Tjandra mengatakan kini India sudah bisa menurunkan kasus hingga delapan kali lipat dalam waktu sebulan saja. “India lalu melakukan berbagai upaya maksimal sehingga angka kasus baru terus turun dengan tajam, data 22 Juni 2021 menunjukkan 50.848 kasus baru dalam seharinya, delapan kali lipat dalam waktu sebulan saja,” katanya.
Penurunan kasus Covid-19 di India ini, kata Tjandra bisa menjadi kaidah dalam mengendalikan kasus Covid-19 di Tanah Air yang saat ini mengalami lonjakan tajam. “Mungkin baik kita lihat apa yang India lakukan, yang pada dasarnya merupakan kaidah umum mengendalikan peningkatan kasus yang tinggi.”
Tjandra mengatakan ketika kasus meningkat tajam di India, maka beberapa daerah ataupun negara bagian di India melakukan berbagai tingkat pembatasan sosial. Bahkan, ada yang melakukan lockdown total penuh sampai beberapa waktu sebagai upaya menurunkan kasus.
“Ada yang dengan amat memperketat 3 M (yang di India disebut dengan 3 W, “wear a mask, wash your hand, watch the distance”), ada yang membatasi kegiatan dengan pemberlakuan jam malam, dan ada juga yang “lockdown” sebagian/parsial dan ada juga yang total penuh sampai beberapa waktu.
Tjandra mengungkapkan ada pola yang berkesinambungan antara pembatasan pergerakan penduduk sampai lockdown dengan penurunan jumlah kasus Covid-19 dari hari ke hari. “Lalu, dianalisis dengan menghubungkan pola pergerakan penduduk pada saat pembatasan kegiatan (bahkan sampai “lockdown”) dengan penurunan jumlah kasus dari hari ke hari, dalam bentuk “Movement Restriction and Mobility Change”.”
“Tentu pembatasan kegiatan sosial tidaklah berkepanjangan. New Delhi misalnya, mulai menerapkan “lockdown” total pada 17 April 2021 dan lalu ketika kasus mulai terkendali maka pada 31 Mei 2021 mulai dilakukan pelonggararan dalam bentuk “unlocking process” secara bertahap,” papar Tjandra. (TIA)