ECONOMICS

Pasokan Bahan dan Suku Cadang Terganggu, Toyota Tutup Pabrik di Rusia

Tim IDXChannel 28/09/2022 14:36 WIB

Pihak Toyota menilai bahwa kinerja operasionalnya di Moskow perlu direstrukturisasi untuk dapat berjalan seperti semula.

Pasokan Bahan dan Suku Cadang Terganggu, Toyota Tutup Pabrik di Rusia (foto: MNC Media)

IDXChannel - Toyota Motor Corp secara resmi menghentikan aktivitas produksinya di Rusia, seiring dengan penutupan pabrik milik perusahaan akibat terganggunya pasokan bahan baku dan suku cadang utama.

Sebelumnya, pihak Toyota telah menangguhkan produksi di St. Petersburg sejak Maret 2022 lalu lantaran masalah rantai pasokan dan terhentinya aktivitas impor unit mobil dan sejumlah suku cadang yang dibutuhkan di pabrik Rusia.

"Selama periode ini kami telah sepenuhnya mempertahankan tenaga kerja kami dan memastikan fasilitas kami siap untuk memulai kembali produksi jika keadaan memungkinkan," tulis pernyataan resmi Toyota, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (26/9/2022). 

Namun, dalam perkembangannya, sampai enam bulan setelahnya pihak Toyotas mengaku masih belum juga dapat melanjutkan aktivitas produksi secara normal. Bahkan, Toyota menilai tidak ada indikasi yang bagus, yang bisa menjadi pertanda bahwa aktivitas bisnisnya bisa dimulai kembali di Rusia pada masa mendatang.

Pihak Toyota menilai bahwa kinerja operasionalnya di Moskow perlu direstrukturisasi untuk dapat berjalan seperti semula. Namun, meski telah  berhenti produksi, Toyota memastikan bakal tetap mendukung jaringan ritelnya dalam memberikan layanan kepada pelanggan Toyota dan Lexus yang sudah ada di Rusia.

"Kami akan menawarkan (staf) bantuan untuk pekerjaan kembali, keterampilan ulang dan kesejahteraan, termasuk dukungan keuangan di atas persyaratan hukum," tutur Toyota.

Surat kabar Kommersant Rusia, yang pertama kali melaporkan rencana tersebut, mengatakan bahwa pabrik yang memiliki kapasitas 100.000 unit per tahun yang memproduksi model Camry dan RAV4 akan dipertahankan dan mungkin dijual di masa depan.

Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Rusia menyampaikan, pihaknya bekerja sama dengan otoritas regional untuk mengembangkan pabrik tersebut.

Banyak pabrik di Rusia telah menangguhkan produksi dan cuti pekerja karena kekurangan peralatan berteknologi tinggi karena sanksi dan eksodus pabrikan Barat sejak Moskow mengirim angkatan bersenjata ke Ukraina pada 24 Februari.

Sebelumnya, Renault juga telah menjual saham mayoritasnya di produsen mobil yang berbasis di Rusia, Avtovaz, ke sebuah lembaga sains Rusia.

Kemudian, pembuat mobil mewah seperti Jaguar telah berhenti mengekspor ke Rusia. Ford dan BMW telah menangguhkan beberapa produksi. Volvo pada bulan Juli mulai memberhentikan beberapa stafnya di Rusia setelah menangguhkan penjualan, layanan, dan produksi pada bulan Februari.

Produsen ban Michelin dan Nokian juga berencana untuk keluar dari Rusia. Michelin mengatakan masalah rantai pasokan terkait sanksi membuat tidak mungkin untuk melakukan bisnis di sana. (TSA)

Penulis: Nur Pahdilah

SHARE