ECONOMICS

Pastikan Situasi RI Kondusif, Menperin Bujuk China Investasi EV hingga Petrokimia

Nia Deviyana 14/06/2024 01:00 WIB

Hal tersebut dia ungkapkan saat menemui Minister of Industry and Information Technology (MIIT) China, Jin Zhuanglong.

Pastikan Situasi RI Kondusif, Menperin Bujuk China Investasi EV hingga Petrokimia. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan situasi bisnis di Indonesia yang sangat strategis bagi perusahaan-perusahaan China untuk menjalankan aktivitas industrinya.

Hal tersebut dia ungkapkan saat menemui Minister of Industry and Information Technology (MIIT) China, Jin Zhuanglong.

Dalam pertemuan tersebut, Agus dan Zhuanglong membahas beberapa isu industri yang diharapkan bisa dikembangkan kedua belah pihak, yaitu industri otomotif dan industri petrokimia.

Agus mengatakan, industri Battery Electric Vehicle (BEV) asal China berkontribusi luar biasa terhadap perkembangan ekosistem Electric Vehicle (EV) di Indonesia.

"Dari enam industri BEV yang beroperasi di Indonesia, empat di antaranya merupakan industri BEV asal China. Hal ini tidak hanya menunjukkan kepercayaan industri China terhadap pasar Indonesia, tetapi juga memperkuat hubungan ekonomi kedua negara yang semakin erat," ujar Agus dilansir dari siaran pers Kementerian Perindustrian, Kamis (13/6/2024).

Agus mengatakan peluang bagi industri EV di Indonesia masih sangat luas. Sejalan dengan kebijakan pemerintah semenjak 2019, industri otomotif Indonesia telah mulai mengembangkan teknologi maju yang berorientasi ramah lingkungan dan rendah emisi, dengan prioritas utama pada mobil listrik berbasis baterai (BEV).

"Indonesia merupakan pilihan paling strategis sebagai pusat produksi dan ekspor kendaraan listrik, khususnya kendaraan stir kanan yang bisa diekspor ke 54 negara pengguna," kata dia.

Agus juga mendorong industri mobil listrik China untuk meningkatkan kontribusi industri otomotif terhadap nilai ekspor melalui ekspor kendaraan BEV, serta menjajaki penggunaan baterai cell Nickel Manganese Cobalt (NMC) dalam negeri.

Untuk industri petrokimia, Agus melihat peluang investasi baru yang sangat terbuka dan menguntungkan, terutama bagi para investor yang sudah berpengalaman di sektor industri petrokimia.

Hal ini berdasarkan kapasitas industri petrokimia nasional yang saat ini mencapai lebih dari 14 juta ton per tahun, tetapi masih belum mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri. 

Hal ini mendorong total impor produk petrokimia mencapai 8,5 juta ton dengan nilai USD9,5 miliar. Naik signifikan dari 2022 yang mencapai 7,75 juta ton.

"Kami memahami bahwa China merupakan salah satu pemain global petrokimia yang berhasil mengoptimalkan berbagai sumber daya migas dan batu bara menjadi produk-produk kimia yang unggul. Sehingga, kami mengundang para investor asal RRT dengan tangan terbuka, untuk berinvestasi pada sektor industri petrokimia di Indonesia dan saya memastikan akan adanya kemudahan dalam berinvestasi di Indonesia," kata Agus.

Selain itu, Agus juga meminta kepada China untuk bekerja sama dalam bidang semikonduktor, khususnya terkait chip design.

"Hal itu sebagaimana disampaikan pada pertemuan sebelumnya di Shenzhen pada 2023," kata dia.

(NIA)

SHARE