Pedagang Baju Tanah Abang Mengeluh Omzetnya Turun
Omzet pedagang baju pasar Tanah Abang turun pada Ramadan tahun ini.
IDXChannel - Omzet pedagang baju pasar Tanah Abang turun pada Ramadan tahun ini. Hal tersebut diungkapkan salah satu pedagang baju Vina yang mengaku omzetnya turun 50 persen. Ia mengatakan pada Ramadan tahun lalu omzetnya bisa mencapai Rp15 juta per hari. Namun di momen Ramadan tahun ini hanya mampu meraup pendapatan Rp 7-8 juta per harinya.
"Turun, lebih banyak tahun lalu. Kalau tahun lalu itu bisa dapat Rp 15 juta, kalau sekarang cuma dapat Rp 7-8 juta per hari," ungkapnya saat ditemui MNC Portal, Kamis (20/4/2023).
Vina menuturkan, penurunan pembeli tahun ini diperkirakan karena imbas dari aturan mudik yang sudah tidak ada dibatasi seperti tahun lalu. Sehingga masyarakat lebih memilih mengeluarkan uang untuk keperluan mudik dibandingkan belanja keperluan lebaran.
Adapun pembeli di Pasar Tanah Abang lebih didominasi orang perantau dibandingkan orang lokal. Maka dari itu, karena tahun ini perantau banyak yang mudik, pembeli Pasar Tanah Abang jadi menurun.
"Tahun ini lebih sepi daripada lebaran tahun lalu. Karena tahun lalu itu banyak orang daerah yang belanja. Kaya misalnya dari Makasar, Medan. Kalau sekarang jarang. Kebanyakan yang beli orang sini," papar Vina.
Hal senada juga dikatakan Sahrul. Pedagang baju koko itu menyebut bahwa tahun ini pendapatannya menurun. Ia hanya bisa meraup banyak keuntungan saat sebelum puasa saja. Sedangkan saat puasa pembeli menurun.
Adapun sebelum puasa ia bisa mengantongi pendapatan Rp 15 juta per hari, namun kini saat momen puasa hanya bisa mengantongi Rp 10 juta per hari.
"Untuk omzet sebelum puasa itu seharinya Rp15 juta, semenjak puasa untuk hari-hari biasa Rp 10 juta. Kalau weekend bisa lebih tapi nggak banyak juga. Dibanding tahun lalu lebih enakan tahun lalu, nggak tau kenapa, atau karena isu resesi itu, makanya daya beli masyarakatnya turun," kata Sahrul.
Dia juga bilang, pembeli di toko yg biasanya didominasi oleh perantau. Namun karena tahun ini banyak yang memilih mudik, jadi para perantau tersebut mengurungkan niatnya untuk berbelanja.
"Sebelum puasa pembeli kebanyakan orang daerah, kaya dari Manado, Makasar, Sumatera. Biasanya mereka beli borongan," jelasnya.
(SLF)