Pedagang Daging Mengeluh, Stok Menurun Imbas Wabah PMK
Para pedagang mengeluh sejak PMK ditemukan di Gunungkidul, penjualan daging mengalami penurunan
IDXChannel - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak jenis sapi hingga kambing kian meluas. Hal ini tentunya berdampak pada bisnis jual beli daging sapi yang ada di wilayah Kabupaten Gunungkidul.
Para pedagang mengeluh sejak PMK ditemukan di Gunungkidul, penjualan daging mengalami penurunan. Tak hanya itu, stok persediaan daging pun juga mengalami penurunan jumlahnya akibat minimnya hewan ternak yang disembelih.
Salah satu pedagang daging sapi di Pasar Argosari Wonosari, Gunungkidul Karni menuturkan bahwa pasokan daging sapi saat ini mengalami penurunan. Biasanya mengambil daging sapi dari Semanu di mana di sana ada salah satu pasar hewan yang cukup besar.
"Biasanya ada 5 ekor sapi yang dipotong tiap hari, tapi sekarang hanya 2 ekor. Bisa dibilang sekarang agak susah, karena pasokannya berkurang," ujarnya ditemui pada Kamis (09/06/2022).
Sebenarnya aktivitas jual beli di pasar argosari Wonosari terbilang masih biasa hanya saja ia tidak menampik jika terjadi penurunan penjualan meskipun saat ini masih banyak hajatan yang digelar oleh masyarakat
Padahal biasanya sebelum ada isu PMK setiap menjelang Lebaran Idul Adha penjualan mereka terus mengalami kenaikan. Puncaknya ketika Idul Adha nanti di mana banyak masyarakat yang menggelar hajatan.
"Kalau Bodo Besar (Idul Adha) Biasanya banyak yang menikah karena itu dianggap bulan yang baik sehingga permintaan daging sapi meningkat," kata dia.
Karena ia sendiri mengaku tidak terlalu khawatir dengan penyebaran PMK, dirinya pun tetap menjamin daging sapi yang dijual dipastikan sehat, dengan harga mulai dari Rp 120 ribu sampai Rp 140 ribu untuk kualitas terbaik.
"Sapi yang dipotong itu pasti sapi sehat. Jadi tidak terjangkit penyakit,"tambahnya. Analis Kebijakan Ahli Muda, Dinas Perdagangan (Disdag) Gunungkidul, Sigit Haryanto mengakui jika penjualan daging di pasar-pasar tradisional terkoreksi akibat kasus PMK. Biaya mencatat setidaknya ada penurunan sekitar 30% dibanding dengan hari biasa
"Harga di pasaran pun ikut terkoreksi. Harganya turun tapi sedikit, sekarang kisaran Rp 125 ribu per kilogram," kata Sigit.
(SAN)