Pedagang Pasar Tanah Abang Minta Pemerintah Atur dan Batasi Platform Penjualan Online
Pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, mendesak pemerintah segera menerbitkan regulasi untuk menertibkan dan mengatur platform penjualan online.
IDXChannel - Pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, mendesak pemerintah segera menerbitkan regulasi untuk menertibkan dan mengatur platform penjualan online.
Platform penjualan online itu dinilai jadi biang kerok dibalik lesunya transaksi di Pasar Tanah Abang.
Salah satu Pedagang di Pasar Tanah Abang, Erna mengatakan, menjamurnya platform online ini memberikan dampak negatif para arus kas tokonya. Erna merupakan produsen dan menjualnya langsung di pasar Tanah Abang.
Tapi barang-barang yang dijual melalui platform online itu justru kadang punya harga yang lebih murah bahkan dari harga modal Erna.
"Kondisi Pasar Tanah Abang jadi sepi sekali, sering orang tidak laris, kondisi ini sudah 3 bulan lalu, sehari itu paling biasa sepotong dua ptong," kata Erna kepada MNC Portal, Jumat (22/9/2023).
"Online itu lebih murah lah. Kalau kita ini kan bikin (pakain) sendiri juga. Kadang di online malah harganya dibawah modal kita coba. Jadi orang yang tidak online paling beli 1-2 biji," kata dia.
Erna berharap Pemerintah bisa segera mengambil tindakan untuk bisa lebih mengatur arus perdagangan produk-produk di platform jualan online.
Sehingga produk-produk yang dijual oleh pedagang konvensional bisa lebih bersaing dengan produk di toko online.
"Kita berharap seperti TikTok (Shop) itu dihapuskan, biar kita berjalan lagi, seperti online masa kita jual sekian, mereka (online) jual dibawah modal kita," kata Erna.
Hal ini diaminkan oleh pedagang lainnya bernama Uti (25). Menurutnya, kondisi Pasar Tanah Abang memang sedang sepi pengunjung. Hal itu berdampak langsung pada pendapatannya yang terkoreksi karena pembeli juga menurun.
Uti punya harapan yang sama dengan Erna, Pemerintah diminta mampu untuk mengatasi kondisi ini dengan mengontrol dan memperketat perdagangan di platform jualan online. Sehingga masyarakat bisa kembali berbelanja di pasar Tanah Abang.
"Harapnnyq pulih lagi, bisa normal lagi, dengan seperti ini kita bingung, orang lewat tidak ada yang beli juga tidak ada," lanjut Uti.
Sepinya pembelian baju di Pasar Tanah Abang ini akhirnya berdampak bagi mereka yang berjualan bahan baku tekstil.
Penurunan penjualan yang dialami oleh Erna atau Uti membuat permintaan bahan baku juga menurun. Sebab platform online juga sudah banyak yang menjual pakaian jadi yang didatanhkan dari impor.
"Biasanya kan orang mencari di pasar pakaian jadi, produsen itu biasanya pesan ke kita ini. Karena permintaan pakaian jadi menurun, jadi kita juga berdampak," kata Dede.
Akhirnya, baik Erna, Uti, maupun Dede yang berjualan baku pun juga punya desakan yang sama kepada Pemerintah untuk segera menerbitkan regulasi dan mampu mengatur penjulan barang di platform online.
(NIY)