ECONOMICS

Pelabuhan Singapura Macet Parah Imbas Krisis Laut Merah

Wahyu Dwi Anggoro 13/06/2024 11:18 WIB

Pelabuhan kontainer Singapura, yang merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di dunia, kini sedang menghadapi kemacetan parah.

Pelabuhan Singapura Macet Parah Imbas Krisis Laut Merah. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pelabuhan kontainer Singapura, yang merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di dunia, kini sedang menghadapi kemacetan parah.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (13/6/2024), krisis di Laut Merah meningkatkan jumlah kapal kontainer di pelabuhan Singapura.

"Tingkat pemanfaatan di Singapura, yang mengukur seberapa sibuk pelabuhan peti kemas, meningkat hampir 90 persen pada bulan lalu, dibandingkan dengan tingkat optimal sekitar 70 persen," kata Jayendu Krishna, direktur di Drewry Maritime Services.

Krisis di Laut Merah sebenarnya telah terjadi sejak akhir 2023. Krisis tersebut mengakibatkan pemilik kapal memilih untuk tidak transit di Terusan Suez dan mengambil rute yang lebih panjang di sekitar Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika. 

Hal ini berarti mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mengisi bahan bakar atau menurunkan muatan di pelabuhan-pelabuhan di Timur Tengah, sehingga memperburuk kemacetan di perairan Singapura.

"Pelabuhan Singapura baru sekarang mendekati tingkat pemanfaatan maksimalnya karena sebelumnya ada kapasitas cadangan di pelabuhan dan tempat penyimpanan peti kemas," kata Krishna.

Volume peti kemas di Singapura berjumlah 16,9 juta unit setara dua puluh kaki (TEU) dalam lima bulan pertama tahun ini, 8 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2023, Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura mengatakan dalam sebuah pernyataan. 

Hal serupa juga terjadi di Malaysia. Pelabuhan Tanjung Pelepas, yang terletak dekat Kuala Lumpur, mencetak rekor aktivitas bulan lalu.

Sebaliknya, lalu lintas di pelabuhan-pelabuhan utama di Timur Tengah anjlok. Volume di pusat trans-pengiriman utama Salalah di Oman turun 17 persen pada kuartal pertama, menurut data Drewry.

Masalah kemacetan sepertinya tidak akan hilang dalam waktu dekat, dan harga jasa pelayaran kontainer kemungkinan akan semakin meningkat, sejumlah analis HSBC Holdings Plc mengatakan dalam sebuah catatan.

“Meskipun inefisiensi ini sebagian besar berpusat di wilayah ekspor di Asia dan beberapa pusat trans-shipment, hanya masalah waktu saja sebelum masalah ini meluas ke negara tujuan impor di Eropa dan Amerika,” kata mereka. (WHY)

SHARE