Pembangunan IKN Butuh Baja 9,3 Juta Ton, Stok Dalam Negeri Cukup?
Pembangunan infrastruktur IKN akan membutuhkan baja sebanyak 9,3 juta ton baja.
IDXChannel - The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) menyatakan siap mensuplai seluruh kebutuhan baja yang dibutuhkan dalam proses pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Negara (IKN).
Chairman IISIA Silmy Karim memaparkan, pembangunan infrastruktur IKN akan membutuhkan baja sebanyak 9,3 juta ton baja.
"Siap mensuplai 100% untuk pembangunan IKN," kata Silmy saat konfrensi pers The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Business Forum (IBF) 2022 di Menara Kadin Jakarta, Rabu (23/11/2022).
Adapun pada 1-3 Desember 2022, Kamar dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bersama dengan The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) akan menyelenggarakan IISIA Business Forum (IBF) 2022 di Grand City & Exhibition Centre, Surabaya, Jawa Timur.
"IBF 2022 ini adalah acara pameran industri baja terbesar di Indonesia di tahun 2022 sebagai sarana yang mempertemukan seluruh stakeholder industri baja, konstruksi, manufaktur, dan infrastruktur untuk bersinergi membangun industri nasional serta memberikan resolusi atas isu-isu dan tantangan ke depannya," ujar Silmy.
Silmy mengatakan gelaran IBF 2022 penting untuk diselenggarakan mengingat industri baja nasional berperan penting dalam mendukung agenda pembangunan nasional yang telah dicanangkan Pemerintah.
Di antaranya, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), mengakselerasi pembangunan infrastruktur pendukung transformasi ekonomi, hilirisasi, serta industrialisasi sumber daya alam termasuk industri kendaraan listrik.
Di tempat yang sama, Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid juga menyampaikan bahwa kontribusi ekspor besi dan baja masuk lima besar komoditas utama. Permintaan domestik dan ekspor besi baja meningkat seiringan pemulihan perekonomian nasional pasca pandemi Covid-19.
“Peluang pasar domestik yang besar, seiring dengan instruksi presiden tentang pelarangan belanja impor terhadap produk yang bisa diproduksi di dalam negeri dan pengoptimalan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) pada lintas sektor," kata Arsjad.
Arsjad juga menyampaikan bahwa daya saing Infrastruktur Indonesia secara global saat ini berada pada posisi ke-55, atau mengalami peningkatan dari posisi ke-57 pada 2021.
Oleh karena itu, IBF 2022 ini menjadi ajang bagi industri baja untuk dapat menjadi bagian dari setiap pembangunan di Indonesia.
"Dan itu yang harus menjadi fokus kita bersama untuk memastikan produk Indonesia menjadi bagian dari pembangunan Indonesia," pungkasnya. (NIA)