Pemberian Bansos Rutin Dinilai Tak Efektif, Zulhas: Jangan Latih Rakyat Jadi Duafa
Zulhas mengatakan pemberian bantuan langsung semacam itu justru membuat masyarakat tidak kreatif.
IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyoroti maraknya pemberian bantuan sosial (bansos) maupun bantuan tunai seperti Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang belakangan dilakukan untuk mendorong daya beli.
Zulhas mengatakan pemberian bantuan langsung semacam itu justru membuat masyarakat tidak kreatif. Bahkan, cenderung mendidik masyarakat sebagai kaum Duafa alias kelompok masyarakat yang rentan secara ekonomi.
"Rakyat ini jangan dilatih duafa, kan intinya pemberdayaan, bantuan itu oke tapi jangan terus-terusan, kalau kita latih rakyat kita dhuafa, bagaimana mau kreatif," ujarnya dalam acara Dialog Peran Swasta Dalam Mewujudkan Ketahan Pangan di Menara Kadin, Jumat (18/7/2025).
Zulhas menilai kondisi ini juga yang membuat Indonesia kalah saing, terutama dari sisi produktivitas dari negara-negara di kawasan Asia tenggara. Produktivitas yang rendah menjadi salah satu pertimbangan investor sebelum masuk menanamkan modalnya di dalam negeri.
"Bagaimana kita mau bersaing sama China? orang-orang mereka pekerja keras, Vietnam pekerja keras. Orang miskin dikasih Rp300 ribu, orang miskin dikasih beras 20 kg, lama lama nggak kreatif," kata dia.
Zulhas mengatakan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih merupakan langkah Pemerintah untuk memberdayakan masyarakat menuju kemandirian ekonomi. Harapannya, masyarakat tidak lagi sekedar menunggu bantuan langsung dari pemerintah tapi sudah bisa memiliki penghasilan sendiri.
"Mereka bisa diberdayakan, oleh sebab itu tidak perlu dikasihani, tetapi perlu political will. Maka lahirlah Kopdes," kata Zulhas.
Nantinya, masing-masing Kopdes akan mendapatkan pinjaman dari bank Himbara maksimal Rp3 miliar untuk belanja modal, seperti kebutuhan pokok masyarakat, LPG, serapan gabah di petani, hingga belanja pupuk.
"Kopdes ini kita pikirkan usahanya dulu, bukan kita berikan uangnya. Kalau bisa jadi pangkalan LPG, kan untung, jadi nanti ada gerai-gerai sebagai agen," kata dia.
(NIA DEVIYANA)