ECONOMICS

Pemerintah Belum Distribusikan Vaksin BUMN ke Daerah, Ini Alasannya

Suparjo Ramalan 27/10/2022 11:09 WIB

Saat ini jumlah vaksin buatan anak bangsa yang diproduksi Bio Farma baru mencapai 1,7 juta dosis, target produksi sebesar 20 juta dosis hingga akhir 2022.

Pemerintah Belum Distribusikan Vaksin BUMN ke Daerah, Ini Alasannya (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - PT Bio Farma (Persero) mencatat  pemerintah belum menggunakan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri untuk didistribusikan ke beberapa daerah yang mengalami kelangkaan vaksin.

Alasan utamanya lantaran vaksin BUMN atau IndoVac masih dalam tahap uji stabilitas. Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menjelaskan vaksin IndoVac masih dalam tahap uji stabilitas, sebelum didistribusikan ke masyarakat.

Tahap tersebut dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) usai memberikan izin penggunaan darurat. 

"Memang kita baru produksi, setelah EUA dikeluarkan. Vaksin ini kalau kita produksi nggak bisa langsung didistribusikan," ungkap Honesti dalam konferensi pers, dikutip Kamis (27/10/2022). 

Saat ini jumlah vaksin buatan anak bangsa yang diproduksi Bio Farma baru mencapai 1,7 juta dosis, target produksi sebesar 20 juta dosis hingga akhir 2022. Dari 1,7 juta dosis tersebut, baru 300.000 dosis yang dirilis BPOM. 

"Jumat pekan lalu kami mendapat rilis 300.00 dosis oleh BPOM. Ini yang dikomunikasikan ke Kementerian Kesehatan," kata dia. 

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mencatat adanya kelangkaan vaksin Covid-19 di beberapa daerah. Untuk menutupi kekurangan tersebut, pemerintah kembali mendatangkan vaksin Pfizer sebanyak 5 juta dosis. 

Vaksin impor itu tengah dilakukan pengujian oleh BPOM. Dan rencananya mulai didistribusikan daerah yang mengalami kelangkaan vaksin. 

"Vaksin hibah Pfizer sudah tiba di Indonesia sebanyak 5 juta dosis, di mana saat ini sedang dilakukan pengujian di BPOM. Pada akhir minggu ini rencananya bisa didistribusikan ke seluruh provinsi yang beberapa waktu yang lalu beberapa provinsi atau kabupaten yang terjadi kelangkaan menipisnya stok bahkan ada yang kosong," ucap juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril.

(SAN)

SHARE