Pemerintah Harus Kurangi 9GW Listrik dari PLTU untuk Capai NZE di 2060
Pemerintah memiliki target net zero emission (NZE) pada 2060. Salah satu upaya yang harus ditempuh yaitu mengurangi listrik dari PLTU batu bara.
IDXChannel – Pemerintah memiliki target untuk mencapai nol emisi atau net zero emission (NZE) pada 2060. Salah satu cara yang ditempuh yaitu mengurangi penggunaan energi fosil, terutama dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
Direktur Eksekutif IESR (Institute for Essential Service Reform), Fabby Tumiwa, mengatakan pemerintah harus memulai aksi untuk mencapai target tersebut. Salah satunya dengan mengurangi listrik dari PLTU batu bara sebesar 8-9 gigawatt (GW) hingga 2023.
"Kita membutuhkan paling tidak paling tidak sampai 2030 8-9 gigawatt kapasitas PLTU yang harus berhenti operasinya," ujar Fabby dalam Market Review IDXChannel, Jumat (20/10/2023).
Namum demikian, Fabby mengakui belum melihat langkah kongkret dari pemerintah untuk melakukan pensiun dini PLTU yang saat ini menjadi tulang punggung pengadaan energi di Indonesia. "Ini harus dilihat karena sampai hari ini belum ada rencana untuk mengakhirinya PLTU lebih awal sebelum tahun 2030, padahal kita perlu juga," lanjutnya.
Fabby melihat saat ini saat ini Pemerintah masih baru sebatas perencanaan, terutama penyiapan regulasi untuk melakukan transisi energi. Sehingga belum melangkah lebih jauh hingga melakukan pembatasan pengoperasian PLTU.
"Sejauh ini baru tahap perencanaan, terutama penyusunan ketentuan peraturan yang menjadi dasar transisi energi, jadi kita masih menunggu realisasi ini," lanjutnya.
Fabby menambahkan setidaknya ada beberapa yang dapat mempercepat pembangunan energi baru terbarukan di Indonesia. Pertama pembangunan infrastruktur pendukung, dan melakukan pengakhiran operasi PLTU lebih awal. Sebab jika tidak ada pengurangan produksi PLTU dianggap masih sulit untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan.
"Ini sangat perlu sampai 2030, karena kalau tidak ada penurunan kapasitas PLTU sukar kiranya meningkatkan bauran energi terbarukan setinggi itu," ujarnya.
(FRI)