Pemerintah Pastikan Impor 200 Ribu Ton Gula Tak Berikan Dampak Negatif ke Petani
Pemerintah memastikan rencana impor 200 ribu ton gula sepanjang 2025 tidak akan memberikan dampak negatif bagi para petani.
IDXChannel - Pemerintah memastikan rencana impor 200 ribu ton gula sepanjang 2025 tidak akan memberikan dampak negatif bagi para petani. Sebab, impor hanya dilakukan untuk Gula Kristal Mentah (GKM), bukan Gula Kristal Putih (GKP).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan, kebijakan tersebut tidak akan memberikan dampak ke petani tebu, terutama saat panen. Bahkan justru diklaim bakal mengantisipasi risiko fluktuasi harga gula konsumsi jelang Ramadan dan Idul Fitri.
"Kita bicara untuk peningkatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), karena CPP gula ini perlu. Tadi harga gula dilaporkan BPS, harganya mulai bergerak naik. Kontribusi inflasinya 1,4 persen, sehingga kita semua memerlukan tambahan berupa raw sugar yang nanti akan diproses untuk CPP," ujarnya pada Rabu (12/2/2025).
"Jadi importasi bukan dalam bentuk GKP, tidak langsung begitu. Yang jadi catatan adalah importasi yang dilakukan ini hanya untuk CPP. Kita mau menaikkan stok level yang dipegang pemerintah. Bukan karena kekurangan produksi, karena kita masih cukup sekitar 4 sampai 5 bulan. Namun kita tidak boleh ambil risiko untuk CPP," ujarnya lagi.
Dia mengungkapkan, total stok CPP dalam bentuk gula pasir per 12 Februari 2025 yakni 34 ribu ton. Stok tersebut dikelola oleh ID FOOD sejumlah 22 ribu ton dan Perum Bulog sebanyak 12 ribu ton.
Jika dibandingkan dengan rerata kebutuhan konsumsi bulanan yang sekitar 235 ribu ton per bulan, maka stok CPP gula berada di kisaran ketercukupan 14,47 persen.
Berdasarkan proyeksi neraca gula konsumsi per 21 Januari 2025, diestimasikan kebutuhan konsumsi bulanan di Maret 2025 akan meningkat karena berbarengan dengan momentum bulan Ramadan. Pada Maret nanti, proyeksi kebutuhan konsumsi akan meningkat 13,39 persen atau menjadi 251,8 ribu ton dibandingkan Februari yang 222 ribu ton.
Sementara estimasi produksi GKP akan mulai meningkat pada Mei 2025 di kisaran sejumlah 166 ribu ton. Lalu Juni di 392 ribu ton dan Juli di 555 ribu ton. Proyeksi puncak panen raya GKP diperkirakan akan terjadi pada Agustus di 621 ribu ton. Dari itu, Arief menyebut total kebutuhan konsumsi tahunan diproyeksikan mencapai 2,841 juta ton.
"Nah yang harus dijamin adalah harga di tingkat petani, karena petani akan mulai panen di April, Mei, Juni. Kemudian raw sugar itu akan murah biayanya pada saat gilingnya bersamaan dengan panen. Itu pertimbangannya. Sekitar 200 ribu ton raw sugar, datangnya tahun ini secara bertahap. Tapi jaminannya, jangan sampai petani harganya jatuh," katanya.
(Dhera Arizona)