ECONOMICS

Pemerintah Targetkan Ekonomi Tumbuh Enam Persen, Chatib Basri: Produktivitas Kita Masih Rendah

Iqbal Dwi Purnama 11/05/2024 17:46 WIB

Jika mau mengejar pertumbuhan ekonomi sampai 6-7% perlu mendorong produktivitas dan meningkatkan

Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri dalam seminar Ekonomi di Sekolah Kolese Kanisius Jakarta Pusat, Sabtu (11/5/2024). (Iqbal Dwi Purnama/MPI)

IDXChannel - Target pertumbuhan ekonomi yang dipasang pemerintah akan sulit dicapai. Pasalnya, saat ini produktivitas di Indonesia masih tergolong rendah. Pemerintah saat ini memasang target pertumbuhan ekonomi di angka 6-7 persen.

"Kita mau mencapai ekonomi tumbuh 6-7 persen tadi kata pak Airlangga begitu. Persoalan kita produktivitas masih rendah," kata Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri dalam seminar Ekonomi di Sekolah Kolese Kanisius Jakarta Pusat, Sabtu (11/5/2024).

Dia menambahkan, jika mau mengejar pertumbuhan ekonomi sampai 6-7% perlu mendorong produktivitas dan meningkatkan rasio investasi terhadap PDB (Product Domestic Bruto) ke depannya.

Sebab lewat investasi, kata dia, akan menambah serapan tenaga kerja baru, meningkatkan produksi, dan bermuara pada pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan di angka 6-7%.

Selain itu, lanjut Chatib Basri, Indonesia juga perlu menjamah potensi ekonomi-ekonomi baru yang ada saat ini. Misalnya ekonomi digital yang saat ini tengah berkembang pesat di berbagai negara.

Dia mencontohkan salah satu negara yang memanfaatkan potensi ekonomi baru, salah satunya India. India menjadi salah satu contoh negara yang saat ini sudah memanfaatkan new economy dengan memanfaatkan digitalisasi.

Bahkan, saat ini India sudah menjadi negara dengan transaksi keuangan tertinggi di dunia. Lewat transformasi ekonomi itu, India telah berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi di angka 8,4% pada kuartal IV 2023 lalu.

Angka ini tumbuh positif jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya di angka 7,6%.

"Indonesia sudah harus memulai masuk ke digital ekonomi, suka atau tidak suka," kata Chatib.

Namun demikian, jika masuk ke arah transformasi digital maka yang dipertaruhkan adalah soal serapan tenaga kerja. Sebab jika masuk dalam digitalisasi serapan tenaga kerjanya akan lebih rendah karena investasi yang dilakukan lebih ke arah padat modal saja.

"Sekarang tantangannya adalah, bagaimana bisa menciptakan human capital yang baik untuk mengakomodir ini semua," tutup Chatib.

(NIY)

SHARE