Pemkot Solo Bakal Renovasi Rumah Warga Gunakan Dana Hibah dari UEA
Program revitalisasi tersebut hanya diperuntukkan bagi Kawasan Baluwarti Keraton Surakarta dan bukan bangunan utama yang ada di dalam Keraton Kasunanan.
IDXChannel - Rumah warga di kawasan Keraton Kasunanan Solo bakal direvitalisasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menggunakan dana hibah dari Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA).
Namun demikian, program revitalisasi tersebut hanya diperuntukkan bagi Kawasan Baluwarti Keraton Surakarta dan bukan bangunan utama yang ada di dalam Keraton Kasunanan.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menjelaskan penataan Baluwarti hanyalah satu dari sederet program yang direncanakan oleh Pemkot Solo setelah mendapatkan dana hibah dari UEA.
"Yang jelas Baluwarti nanti akan dipercantik. (DED atau master plan) Serahkan kepada saya," ujarnya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Senin (2/1/2022).
Sementara itu, Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, saat diwawancarai di Balai Kota Solo, Senin (2/1/2022) menyebut pihaknya menyasar rumah-rumah warga yang tidak layak huni (RTLH) dalam program penataan tersebut.
"Penataan itu untuk menghilangkan kekumuhan. Tahap pertama adalah penataan rumah penduduk," ujarnya.
Kawasan Baluwarti Keraton Kasunanan Solo secara administratif negara masuk ke dalam Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon.
Meski begitu kawasan tersebut masih berstatus Mager Sari atau milik Keraton Solo sehingga Pemerintah mengalami kesulitan untuk menata kawasan tersebut.
"Negara ini kan saklek bahwa program RTLH harus diperuntukkan bagi orang yang statusnya tanahnya jelas," ujar Teguh.
Wawali menegaskan negara tidak perlu memperdebatkan program RTLH yang akan dilakukan Pemkot Solo untuk kawasan Baluwarti. Dikarenakan kawasan tersebut berbeda dengan kawasan bantaran sungai atau bantaran rel.
"Seharusnya APBD dan APBN harus fair. Karena tanah kawasan Baluwarti ini masuk ke dalam kawasan Heritage. Sehingga jangan saklek begitu," jelas dia.
Teguh menambahka jika ke depan revitalisasi kawasan Baluwarti Solo akan disesuaikan dengan budaya dan adat Keraton Kasunanan seperti tidak boleh adanya rumah bertingkat.
"Ke depan harusnya tidak perlu dibedakan, hanya cara membangunnya seperti mungkin ada simbol Jawanya," tutupnya. (NIA)