Penanaman Modal Asing Tembus Rp900,2 Triliun di 2024, Singapura Konsisten Teratas
Singapura berada di posisi teratas sebagai negara asal PMA terbesar, dengan nilai investasi USD20,1 miliar atau setara Rp301,5 triliun.
IDXChannel – Kementerian Investasi dan Hilirisasi mencatat realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) menembus Rp900,2 triliun sepanjang 2024. Capaian ini tumbuh 21,0 persen secara year on year (YoY) atau jika dibandingkan 2023.
Singapura berada di posisi teratas sebagai negara asal PMA terbesar, dengan nilai investasi USD20,1 miliar atau setara Rp301,5 triliun (Kurs APBN Rp15.000 per 1 USD).
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengatakan Singapura dalam 10 tahun terakhir selalu konsisten menempati urutan pertama.
“Singapura ini konsisten nomor satu terus, tidak tergeserkan,” kata Rosan dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (31/1/2025).
Adapun Hong Kong menempati peringkat kedua dengan nilai investasi sebesar USD8,2 miliar atau Rp123 triliun, disusul China di posisi ketiga dengan kontribusi sebesar USD8,1 miliar, atau Rp121,5 triliun.
Rosan menyebut sedikit ada pergeseran antara posisi China dan Hong Kong, meskipun angkanya tak terpaut jauh.
“Biasanya Hong Kong nomor tiga, China nomor dua, tapi angkanya hampir sama,” tuturnya.
Malaysia menempati urutan keempat dengan realisasi investasi sebesar USD4,2 miliar atau Rp63 triliun. “Ini ada investasi dari Lotte yang signifikan,” jelasnya.
Sementara Amerika Serikat melengkapi posisi kelima besar dengan nilai investasi USD3,7 miliar, setara Rp55,5 trilium.
Berikut adalah 5 subsektor terbesar dari PMA sepanjang 2024:
1. Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin, dan Peralatannya sebesar USD13,6 miliar (Rp204 triliun), atau 22,6 persen dari total investasi PMA.
2. Pertambangan sebesar USD5,2 miliar (Rp78 triliun), mewakili 8,6 persen dari total.
3. Industri Kertas dan Percetakan sebesar USD4,8 miliar (Rp72 triliun), atau sekitar 8,0 persen.
4. Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi menempati posisi keempat dengan nilai USD4,7 miliar (Rp70,5 triliun), setara dengan 7,8 persen dari total.
5. Industri Kimia dan Farmasi melengkapi daftar dengan investasi sebesar USD4,1 miliar (Rp61,5 triliun) atau 6,9 persen.
(NIA DEVIYANA)