ECONOMICS

Pendapatan Astra Internasioal (ASII) Capai Rp83 Triliun, Naik 15 Persen di Kuartal I-2023

Kunthi Fahmar Sandy 19/04/2023 09:27 WIB

Pendapatan ASII pada kuartal pertama tahun 2023 adalah sebesar Rp83 triliun, meningkat 15% dibandingkan dengan kuartal pertama pada tahun 2022.

Pendapatan Astra Internasioal (ASII) Capai Rp83 Triliun, Naik 15 Persen di Kuartal I-2023 (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Pendapatan bersih konsolidasian Grup Astra Internasional (ASII) pada kuartal pertama tahun 2023 adalah sebesar Rp83 triliun, meningkat 15% dibandingkan dengan kuartal pertama pada tahun 2022. 

Adapun laba bersih Grup, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, mencapai Rp8,6 triliun, 25% lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2022. 

Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar ini, maka laba bersih Grup meningkat 27% menjadi Rp8,7 triliun. Kenaikan laba ini merefleksikan peningkatan kinerja dari hampir seluruh divisi bisnis Grup, terutama bisnis otomotif, alat berat dan pertambangan dan jasa keuangan.

Nilai aset bersih per saham pada 31 Maret 2023 sebesar Rp4.937, 4% lebih tinggi dibandingkan posisi pada 31 Desember 2022.

“Kinerja Grup pada kuartal pertama tahun 2023 cukup baik, didukung oleh kinerja yang lebih baik dari hampir semua divisi bisnis. Meskipun kinerja Grup pada sisa tahun 2023 berpotensi dipengaruhi oleh situasi ekonomi global dan pelemahan harga komoditas, Grup optimistis namun tetap cermat melihat ketahanan ekonomi Indonesia dan Grup berada di posisi yang baik untuk memanfaatkan pemulihan ekonomi Indonesia yang masih berlanjut," ujar Djony Bunarto Tjondro Presiden Direktur Astra Internasional (ASII) dalam rilis Rabu (19/4/2023).

Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp46,4 triliun pada 31 Maret 2023, dibandingkan Rp35,1 triliun pada akhir tahun 2022. Utang bersih anak Pendapatan bersih konsolidasian Grup pada kuartal pertama tahun 2023 adalah sebesar Rp83,0 triliun, meningkat 15% dibandingkan dengan kuartal pertama pada tahun 2022. 

Adapun utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup meningkat menjadi Rp45,9 triliun pada 31 Maret 2023 dari Rp44,5 triliun pada akhir tahun 2022.

Menurut dia, laba bersih Grup pada kuartal pertama tahun 2023 lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2022. Adapun rinciannya laba bersih divisi otomotif Grup meningkat 36% menjadi Rp3,0 triliun, yang mencerminkan 

peningkatan volume penjualan.

Penjualan mobil secara nasional meningkat 7% menjadi 282.000 unit pada kuartal pertama tahun 2023. Lalu penjualan mobil Astra meningkat 6% menjadi 150.000 unit, namun pangsa pasar sedikit menurun dari 54% menjadi 53%. 

Selama kuartal ini, telah diluncurkan tiga model baru dan tujuh model revamped. Penjualan sepeda motor secara nasional meningkat 44% menjadi 1.824.000 unit pada kuartal pertama tahun 2023.

Penjualan Astra atas sepeda motor Honda meningkat 51% menjadi 1.436.000 unit, dengan pangsa pasar meningkat dari 75% menjadi 79%. Selama kuartal ini, telah diluncurkan satu model baru dan tiga model revamped.

Bisnis komponen otomotif Grup dengan kepemilikan 80%, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 92% menjadi Rp433 miliar pada kuartal pertama tahun 2023, terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari segmen pabrikan (original equipment manufacturer). 

Laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 26% menjadi Rp1,9 triliun pada kuartal pertama tahun 2023 dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2022, terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat. 

Dia melanjutkan nilai pembiayaan baru pada bisnis pembiayaan konsumen Grup meningkat 24% menjadi Rp30,6 triliun. Kontribusi laba bersih dari perusahaan yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat 45% menjadi Rp557 miliar. Hal ini disebabkan jumlah pembiayaan yang lebih besar dan provisi kerugian pinjaman yang lebih rendah.

Kontribusi laba bersih dari perusahaan Grup yang fokus pada pembiayaan sepeda motor, PT Federal International Finance, meningkat 26% menjadi Rp948 miliar, disebabkan jumlah pembiayaan yang lebih besar dan provisi kerugian pinjaman yang 

lebih rendah.

Total pembiayaan baru yang disalurkan oleh perusahaan Grup yang fokus pada pembiayaan alat berat menurun sebesar 4% menjadi Rp3,2 triliun. Kontribusi laba bersih dari segmen ini meningkat 130% menjadi Rp46 miliar, yang disebabkan jumlah 

pembiayaan yang lebih besar.

PT Asuransi Astra Buana, perusahaan asuransi umum Grup, mencatat peningkatan laba bersih yang relatif stabil sebesar Rp342 miliar. Perusahaan asuransi jiwa Grup, PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life), mencatatkan peningkatan premi bruto (gross written premium) sebesar 23% menjadi Rp1,6 triliun.

Laba bersih Grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi meningkat 27% menjadi Rp3,3 triliun, terutama disebabkan oleh kontribusi yang lebih tinggi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara yang semuanya diuntungkan oleh harga batu bara yang cukup baik. 

PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 23% menjadi Rp5,3 triliun.

Sedangkan penjualan alat berat Komatsu meningkat 6% menjadi 1.791 unit. Pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga meningkat. Perusahaan kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mencatat peningkatan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 19% menjadi 246 juta bank cubic metres. Produksi batu bara juga mengalami peningkatan sebesar 12% menjadi 27 juta ton. 

Anak perusahaan UT di bidang pertambangan melaporkan sedikit peningkatan penjualan batu bara menjadi 3,0 juta ton, termasuk penjualan 698.000 ton batu bara metalurgi.

PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95% sahamnya dimiliki UT, melaporkan penurunan penjualan emas sebesar 21% menjadi 59.000 ons.

Perusahaan kontraktor umum yang 82,2% sahamnya dimiliki UT, PT Acset Indonusa Tbk, melaporkan rugi bersih yang lebih tinggi sebesar Rp30 miliar, dibandingkan rugi bersih sebesar Rp25 miliar pada kuartal pertama tahun sebelumnya, terutama disebabkan kenaikan biaya keuangan. 

Laba bersih dari divisi agribisnis Grup menurun 54% menjadi Rp179 miliar, terutama disebabkan oleh harga jual dan volume penjualan kelapa sawit yang lebih rendah. 

PT Astra Agro Lestari Tbk yang 79,7% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 54% menjadi Rp225 miliar. Harga minyak kelapa sawit menurun 19% menjadi Rp12.032/kg.

Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya lebih rendah 6% menjadi 364.000 ton.

Divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 71% menjadi Rp202 miliar, yang terutama disebabkan oleh kinerja bisnis jalan tol yang lebih baik. 

Grup mempunyai kepemilikan saham di 396km ruas jalan tol yang telah beroperasi sepanjang jaringan jalan tol Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta. Pendapatan harian dari bisnis jalan tol Grup meningkat sebesar 8% selama kuartal pertama tahun 2023.

Laba bersih PT Serasi Autoraya meningkat 6% menjadi Rp38 miliar, terutama karena jumlah unit kontrak sewa meningkat 3% menjadi 25.400 unit, walaupun kontribusi laba bersih dari penjualan mobil bekas lebih rendah.

Divisi teknologi informasi Grup, PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatatkan laba bersih 58% lebih tinggi menjadi Rp19 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dan marjin usaha.

Sedangkan laba bersih dari divisi properti Grup menurun sebesar 15% menjadi Rp45 miliar, terutama karena serah terima unit proyek residensial Asya dan Anandamaya Residences yang lebih rendah, yang sebagian dikompensasi oleh tingkat hunian di Menara Astra yang lebih tinggi.

Pada bulan April, Astra membentuk perusahaan patungan dengan Equinix, Inc., salah satu perusahaan infrastruktur digital terbesar dunia, dengan kepemilikan masing-masing sebesar 25% dan 75%. Perusahaan patungan tersebut akan mengembangkan data centre di Indonesia.

Kinerja Grup pada kuartal pertama tahun 2023 cukup baik, didukung oleh kinerja yang lebih baik dari hampir semua divisi bisnis. Meskipun kinerja Grup pada sisa tahun 2023 berpotensi dipengaruhi oleh situasi ekonomi global dan pelemahan harga komoditas, Grup optimistis namun tetap cermat melihat ketahanan ekonomi Indonesia dan Grup berada di posisi yang 

baik untuk memanfaatkan pemulihan ekonomi Indonesia yang masih berlanjut.

(SAN)

SHARE