Penetapan Harga BBM Nonsubsidi Jadi Diskresi Pertamina Hadapi Persaingan
biaya produksi BBM nonsubsidi sebagian besar dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak dunia serta nilai tukar rupiah.
IDXChannel - Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menyebut penurunan harga BBM nonsubsidi merupakan diskresi PT Pertamina (Persero) sebagai pelaku usaha, seiring tidak adanya subsidi yang diberikan oleh pemerintah untuk jenis produk tersebut.
Untuk BBM nonsubsidi, menurut Josua, penetapan harganya tidak lagi diatur pemerintah dan badan usaha memang harus menjalankan aturan, salah satunya dengan melalukan evaluasi harga BBM nonsubsidi.
"Dengan demikian, Pertamina kemungkinan hanya mempertimbangkan biaya produksi dari harga BBM tersebut dan persaingan dengan penyalur BBM nonsubsidi lainnya," ujar Josua, Minggu (3/12/2023).
Menurut Josua, biaya produksi BBM nonsubsidi sebagian besar dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak dunia serta nilai tukar rupiah.
Jadi, semakin tinggi harga minyak mentah dan semakin lemah nilai tukar, maka biaya produksi BBM akan meningkat. Begitu pun sebaliknya.
Berdasarkan tren terakhir, harga minyak mentah dunia mengalami penurunan, yaitu jenis Brent, yang pada akhir Oktober mencapai USD87,4 per barel, namun pada akhir November turun menjadi USD80,86 per barel.
Sementara, nilai tukar rupiah cenderung menguat, yaitu berada di level Rp15.880 per dolar AS pada akhir Oktober, dan beranjak menuju Rp15.505 per dolar AS pada akhir November.
"Dengan demikian, biaya produksi BBM menjadi lebih rendah, sehingga pelaku usaha bisa menurunkan harga BBM nonsubsidi," tutur Josua.
Pertamina baru saja melakukan penyesuaian terhadap harga BBM nonsubsidinya untuk jenis Pertamax Series dan Solar nonsubsidinya, yaitu Dexlite, per 1 Desember 2023.
Perubahan harga merupakan wujud dari pelaksanaan aturan yang diterbitkan pemerintah yakni tentang formula penetapan harga sesuai Kepmen ESDM No 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang Formulasi Harga JBU atau BBM Nonsubsidi.
Per 1 Desember 2023, harga Pertamax di DKI Jakarta turun menjadi Rp13.350 per liter dari harga November 2023 Rp13.400 per liter.
Kemudian, Pertamax Green 95 menjadi Rp14.900 dari sebelumnya Rp15.000 per liter dan Pertamax Turbo menjadi Rp15.350 dari Rp15.500 per liter.
Untuk Dexlite, di Desember 2023 menjadi Rp15.550 dari sebelumnya Rp16.950 per liter, dan Pertamina Dex menjadi Rp16.200 dari Rp17.750 per liter pada November 2023.
Irto Ginting, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga (PPN), Subholding Commercial and Trading Pertamina, menyatakan perubahan harga sesuai tren fluktuasi hal wajar dan boleh dilakukan oleh seluruh badan usaha sesuai regulasi yang berlaku.
"Karena fluktuasi ini, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian harga jual Pertamax Series dan Dex Series. Karena trennya turun, harga jual produk BBM nonsubsidi Pertamina kembali turun dan berlaku Jumat (1/12/2023), setelah sebelumnya juga turun pada November lalu," ujar Itro, dalam keterangan resminya.
Sebagai BUMN, PPN akan senantiasa menjaga harga BBM yang kompetitif dan terjangkau bagi masyarakat hingga ke pelosok negeri, tidak hanya di kota besar.
"Ini adalah wujud penyaluran dan penyediaan BBM berdasarkan prinsip availability, accessibility, affordability, acceptability, dan sustainability. Bagaimana kami menetapkan harga yang kompetitif bagi masyarakat sekaligus memastikan distribusi hingga pelosok tetap dapat dilakukan dengan maksimal," tegas Irto.