Pengguna Jasa Penyeberangan Jawa-Bali Turun 26 Persen saat Nataru
Kendaraan roda empat 538 unit atau turun 79 persen dibandingkan realisasi periode yang sama 2023, 2.585 unit.
IDXChannel - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatat realisasi penumpang yang menyeberang dari Jawa ke Bali turun 26 persen menjadi 17.743 dari periode Nataru tahun lalu yang sebanyak 24.098 orang.
Untuk realisasi kendaraan roda dua yang telah menyeberang menyentuh 1.583 unit atau naik 7 persen dibandingkan realisasi tahun lalu, yaitu 1.483 unit.
Kendaraan roda empat 538 unit atau turun 79 persen dibandingkan realisasi periode yang sama 2023, 2.585 unit.
Total seluruh kendaraan tercatat 4.355 unit yang telah menyeberang dari Jawa ke Bali pada H-4 atau turun 33 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 6.467 unit.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin memastikan, perusahaan sudah mengoptimalkan sarana dan prasarana penyeberangan lintas Ketapang-Gilimanuk yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali.
Di mana, perseroan telah melakukan berbagai persiapan dari sisi pelabuhan maupun armada kapal. Aksi ini untuk menghadapi lonjakan jumlah penumpang dan kendaraan di Cabang Ketapang - Gilimanuk.
"Kami memproyeksikan adanya peningkatan arus hingga 20 persen untuk penumpang atau sekitar 1,2 juta orang, peningkatan trip hingga 13 persen menjadi 8.816 trip,” ujar Shelvy, Minggu (22/12/2024).
“Dan lonjakan jumlah kendaraan hingga 20 persen atau mencapai 320.787 unit di lintas Ketapang-Gilimanuk," tuturnya.
Untuk mengantisipasi hal ini, ASDP telah meningkatkan Dermaga Ponton menjadi Dermaga MB di Pelabuhan Gilimanuk yang mampu melayani kapal berkapasitas 5.000 GRT.
Selain itu, dilakukan penataan lahan bulusan di Banyuwangi untuk memisahkan kendaraan truk dan penumpang yang menggunakan layanan LCM Ketapang.
ASDP juga telah mengimplementasikan pengalihan lintasan Ketapang-Lembar melalui Pelabuhan Jangkar di Situbondo yang melayani tujuan Lombok. Langkah ini diambil untuk mengurangi kepadatan kendaraan truk di Pelabuhan Ketapang.
ASDP juga berkoordinasi dengan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) untuk mengatur jadwal keberangkatan kapal yang lebih efektif dan mengoptimalkan skema Tiba-Bongkar-Berangkat (TBB) guna mempercepat rotasi kapal.
(DESI ANGRIANI)