ECONOMICS

Pengusaha Sebut Isu Resesi 2023 Bikin Mental Masyarakat Jatuh

Agung Bakti Sarasa 31/10/2022 17:36 WIB

Banyak pihak termasuk pemerintah memprediksi ekonomi di 2023 berada dalam ancaman resesi global. Prediksi tersebut dinilai berimbas negatif.

Pengusaha Sebut Isu Resesi 2023 Bikin Mental Masyarakat Jatuh (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Banyak pihak termasuk pemerintah memprediksi ekonomi di 2023 berada dalam ancaman resesi global. Prediksi tersebut dinilai berimbas pada jatuhnya mental masyarakat Indonesia.

Hal tersebut seperti diungkapkan  Ketua Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Jawa Barat, Tubagus Raditya Indrajaya. Ia menilai, isu resesi ekonomi pada 2023 telah menjatuhkan mental masyarakat Indonesia. 

Bahkan, dia menganggap, isu yang banyak disuarakan pengamat ekonomi, influencer keuangan, hingga pemerintah itu merupakan tindakan menakuti-nakuti masyarakat.

"Banyak sekali pengamat yang bicara, pengamat ekonomi, influencer yang menyatakan bahwa siap-siap 2023 resesi, krisis. Kenapa ini seperti menjatuhkan mental kita," ujar Raditya dalam kegiatan Business Gathering & MoU Signing antara Kadin Jabar dan Labuan International Business and Financial Centre (IBFC) di Kota Bandung, Senin (31/10/2022). 

Raditya menyatakan, Indonesia sebenarnya sudah memiliki kemampuan yang baik dalam menghadapi krisis, seperti saat menghadapi pandemi COVID-19 yang berdampak luas terhadap seluruh sektor kehidupan, termasuk ekonomi.

"Selama COVID-19 sudah jelas, mobilitas (masyarakat) sudah tidak ada, ekonomi berhenti. Tapi kenapa dunia sekarang saat ada turbulensi akibat perang, kenapa (isu resesi) ini diembuskan," katanya. 

"Krisis untuk mereka (Eropa, Amerika dan negara yang berperang) bukan untuk kita karena saya lihat saat Eropa tertekan Amerika tertekan, (mereka seperti meminta) kamu jangan investasi tapi simpan uang di bank," lanjut dia. 

Terlepas dari isu tersebut, lanjut Raditya, saat ini, Indonesia seharusnya ambil bagian mencari peluang yang menguntungkan seperti menguatkan perdagangan domestik dan ekspor. 

Hal itu pula lah yang menjadi alasan pihaknya menjalin kerja sama dengan Labuan IBFC untuk menjembatani perdagangan produk dalam negeri ke sejumlah negara. 

Diketahui, dalam kegiatan Business Gathering & MoU Signing tersebut, Kadin Jabar dan IBCF melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) terkait pengembangan potensi ekonomi di Indonesia, khususnya Jabar. 

"Kita menginginkan Labuan menjadi jembatan produk dari Indonesia untuk bisa mendunia karena di Labuan IBFC ada sekitar 65 institusi bank yang invesment company. Jadi kita merasa perlu bekerja sama untuk mencari alternatif pendanaan dan marketing untuk kita berkolaborasi dengan IBFC menjadikan kerja sama sangat baik produk Indonesia," jelasnya. 

Di tengah isu resesi ekonomi 2023, tambah Raditya, pihaknya ingin menawarkan harapan terhadap perekonomian Indonesia. Terlebih, tren ekspor dan perdagangan domestik tengah menggeliat. 

"Dengan kerja sama ini kita tidak menawarkan ketakutan, kita menawarkan harapan, ini saatnya kita me-leverage peluang dan kemampuan kita," tandasnya.

Sementara itu, Pj Ketua dan CEO Labuan IBFC Inc, Datuk Iskandar Mohd Nuli mengatakan, pihaknya menyambut baik kerja sama dengan Kadin Jabar.

"Kita amat senang bisa berkolaborasi dengan Kadin West Java. Dalam kolaborasi bersama kita akan membantu ahli Kadin yang ingin menumbuhkan perusahaan di Labuan. Kita juga akan menyediakan fasilitas kantor untuk Kadin di Kuala Lumpur juga, di kantor saya," katanya. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia, Khairul Mahali menambahkan, dalam pengembangan ekspor, Indonesia membutuhkan dorongan permodalan hingga market untuk produk-produk dalam negeri, khususnya produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). 

"Kita perlu bagaimana petani dan nelayan kita tidak menjalankan usaha timbang-bayar saja, tapi didorong untuk mengangkut permodalannya agar bisa tumbuh dan berkembang," pungkasnya. (RRD)

SHARE