ECONOMICS

Pengusaha Usul Pemerintah Bentuk Badan Logistik Nasional di FIATA-RAP 2024

Fiki Ariyanti 12/07/2024 16:30 WIB

FIATA dan ALFI/ILFA ukses menggelar acara inti FIATA Regional Asia Pasific (RAP) Meeting 2024 di Merusaka, Nusa Dua, Bali. Ini Hasilnya

Pengusaha Usul Pemerintah Bentuk Badan Logistik Nasional di FIATA-RAP 2024 (foto ist)

IDXChannel - Federation of International Freight Forwarders Associations (FIATA) dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) sukses menggelar acara inti FIATA Regional Asia Pasific (RAP) Meeting 2024 di Merusaka, Nusa Dua, Bali pada 11 Juli 2024.

Acara dibuka oleh Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, dengan sejumlah keynote speakers, yakni Presiden FIATA Turgut Erkeskin, Chairman FIATA-RAP 2024 Yukki N. Hanafi, Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid, dan Ketua Umum ALFI atau ILFA) Akbar Djohan. 

Wakil Presiden (Wapres), Ma’ruf Amin dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pun memberi arahan secara daring terkait strategi pembangunan sektor logistik kawasan regional dalam FIATA-RAP 2024 yang dihadiri lebih dari 200 peserta pemimpin industri logistik, dan pemangku kepentingan dari seluruh dunia khususnya Asia Pasifik.

Pemimpin industri ini berkumpul untuk merumuskan rekomendasi usulan kebijakan dalam menata masa depan sektor logistik di tingkat regional, sekaligus upaya menjaga ketahanan keberlanjutan bisnis dalam rantai pasok global.

Wakil Presiden, Ma’ruf Amin mengatakan, potensi industri logistik di Kawasan Asia Pasifik didukung oleh pertumbuhan ekonomi tingginya investasi, serta peningkatan volume
perdagangan. 

Namun tantangan, kata Ma'ruf masih menjadi perhatian khususnya ketidakpastian ekonomi global, konflik geopolitik, dan fluktuasi nilai tukar mata uang

“Pesan saya, pertama dorong adaptasi dan inovasi teknologi dengan transformasi digital di sector logistik, yang akan meningkatkan efisiensi, transparansi, kecepatan, dan akurasi, dalam proses distribusi, sehingga dapat menurunkan ongkos logistik," ujar dia dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (12/7). 

"Kedua tingkatkan investasi dalam pelatihan SDM yang memadai bagi tenaga kerja, dan Ketiga perkuat reformasi regulasi kebijakan dan regulasi yang selaras antar instansi sehingga menciptakan iklim usaha yang kondusif,” ujarnya.

Sementara itu, Menhub Budi Karya Sumadi memaparkan, pemerintah Indonesia telah membangun National Logistic Ecosystem (NLE). Melalui NLE diharapkan dapat menyelaraskan
arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan, sarana pengangkut, hingga barang tiba di gudang, termasuk perizinan dan penyelesaian dokumen pengiriman yang diintegrasikan dalam satu sistem kemudahan “Single Submission”.

“Tantangan industri logistik semakin beragam, mulai dari adaptasi terhadap teknologi, hingga dinamika pasar global yang terus berubah. Ini pentingnya efisiensi bidang transportasi logisti," ujar Budi Karya. 

Presiden FIATA, Turgut Erkerskin mengatakan, FIATA-RAP 2024 harus menjadi contoh bagi semua negara dalam mempertemukan negara-negara mitra demi memperkuat konektivitas perdagangan internasional.

“Saat kita berada di sini, kita membahas tantangan dan peluang, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh Asia Pasifik karena semua perekonomian, semua rantai pasokan saat ini saling terhubung," ujarnya.

"Sistem yang berfungsi dengan baik di satu negara saja tidak cukup. Negara-negara harus bekerja sama, dalam mengembangkan koridor transportasi dan logistik,” kata Turgut.

Pun dengan Chairman FIATA-RAP 2024, Yukki N. Hanafi mempertegas bahwa industri logistik dihadapkan pada tantangan signifikan seperti regulasi yang semakin ketat, perang dagang, dan perubahan dinamika pasar. 

"Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan komunitas, kita dapat menciptakan ekosistem logistik yang efisien dan berkelanjutan," ujarnya.

ALFI/ILFA Dorong Pembentukan Badan Logistik Nasional

Sektor logistik di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang positif meskipun dihadapkan pada tantangan global. Pada 2023, kontribusi sektor logistik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai sekitar 5,5 persen, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 7 persen.

“Investasi dalam teknologi hijau dan solusi logistik yang berkelanjutan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak. Penggunaan teknologi seperti Artificial Intelligence dan Big Data dalam manajemen rantai pasok telah menunjukkan efisiensi yang signifikan, mengurangi biaya operasional hingga 20 persen dan emisi karbon hingga 15 persen," ujar Ketua Umum ALFI/ILFA, Akbar Djohan.

Dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ALFI/ILFA 2024 yang digelar setelah diskusi panel FIATA-RAP 2024, seluruh anggota ALFI/ILFA menyepakati rekomendasi usulan asosiasi kepada pemerintah untuk mendirikan suatu badan atau lembaga setingkat kementerian yang khusus untuk mengatur tata kelola logistik nasional dan berkoordinasi dengan instansi terkait dan industri dalam negeri.

Akbar menambahkan ALFI/ILFA mengusulkan pembentukan lembaga atau badan atau dewan logistik nasional yang independen, dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. 

"Badan Logistik Nasional ini merupakan langkah strategis sekaligus motor penggerak dalam meningkatkan efisiensi, transparansi, integritas sistem logistik nasional kita, maupun tata kelola ekosistem logistik nasional," ujarnya.

Komitmen dan Sinergi Industri dalam Logistik Berkelanjutan

Ketua Umum KADIN, Arsjad Rasjid mengatakan, sektor logistik telah menjadi urat nadi dalam pertumbuhan bisnis di Tanah Air. Kolaborasi dan sinergi industri merupakan urgensi dalam memastikan keberlanjutan atau sustainability bisnis logistik.

"Tanpa logistik yang baik dan efisien, ekonomi kita tidak bisa terbang tinggi. Selain menjaga pertumbuhan, industri perlu menjaga bumi kita dengan transisi energi di sektor logistik," kata Arsjad. 

Adopsi pengembangan teknologi melalui digitalisasi dan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan dan juga menjadi perhatian bagi kalangan industri yang bersentuhan dengan aspek logistik. 

Direktur Perencanaan Bisnis PT Pertamina International Shipping (PIS), Eka Suhendra mengatakan digitalisasi mampu membuat pengaturan terhadap pergerakan kapal menjadi lebih efisien, lebih maksimal.

Pemakaian energi yang ramah lingkungan juga menjadi fokus PT Kilang Pertamina Internasional (KIP).

“Penggunaan bahan bakar saat ini menjadi salah satu kontributor emisi. Dengan melakukan efisiensi energi, maka kita dapat menurunkan 20-25 persen konsumsi fuel,” kata VP Supply and Logistic Operation KIP, Woody Boemara.

Sementara itu, Direktur Strategi PT Pelindo (Persero), Prasetyo, mengungkapkan, optimalisasi sistem operasional perusahaan menjadi faktor yang dapat berkontribusi terhadap penurunan biaya logistik. 

Diketahui setelah merger, Pelindo fokus penerapan sistem operasi Single Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis AP (System Application and Product). 

“Kami implementasi digitalisasi, baik itu di Terminal Operating System, kemudian juga ke Single ERP. Nah, ini juga akan meningkatkan performance dari Pelindo," tuturnya. 

"Upaya bersama dalam mewujudkan keberlanjutan bisnis logistik tak terlepas dari kepatuhan (compliance) terhadap regulasi, khususnya compliance pajak," sambung Prasetyo.

Managing Director TaxPrime, Muhammad Fajar Putranto memaparkan bahwa masih terdapat pengusaha Indonesia yang terdampak atas ketidakselarasan regulasi dengan kondisi bisnis logistik global, khususnya soal perpajakan

“Sehingga dampaknya terhadap compliance pajak, apalagi di Indonesia tidak ada perluasan tax allowance dalam subsektor logistik, khususnya fleet untuk pengangkutan darat, laut, dan udara. For the sake of Indonesia, saat pemerintah mengharapkan pertumbuhan ekonomi 8 persen dan GDP, tentunya ini harus jadi perhatian,” tegas Fajar.

Agenda FIATA-RAP Meeting 2024 akan berakhir pada 12 Juli 2024 dengan agenda persetujuan atas risalah pertemuan FIATA. Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan tahun ini akan menyerahkan tongkat estafet bagi host selanjutnya.

(FAY)

SHARE