Penjualan Bus dan Truk Dalam Negeri Kian Melaju Seiring Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat melaju sebesar 5,44% secara tahunan, yang menandakan tren pemulihan eknonomi terus berlanjut.
IDXChannel - Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat melaju sebesar 5,44% secara tahunan, yang menandakan tren pemulihan eknonomi terus berlanjut. Pertumbuhan ini ditopang salah satunya oleh industri otomotif yang hidup kembali pasca pandemi Covid-19.
Jenis kendaraan yang mengalami laju positif di antaranya adalah bus dan truk. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mencatat angka penjualan bus di dalam negeri sebesar 98,99% secara tahunan menjadi 1.188 unit sepanjang Januari-Juli 2022, dibandingkan tahun lalu dari Januari-Juli hanya terjual sebesar 597 unit.
Sementara, penjualan truk tercatat tumbuh 39,04% yakni sebanyak 47.698 unit terjual di sepanjang bulan Januari-Juli 2022 bila dibandingkan dengan tahun lalu hanya terjual 34.303 unit.
GAIKINDO masih optimis angka penjualan bus dan truk masih akan terus melaju hingga akhir tahun 2022. Mengingat sektor pariswisata dan permintaan komoditas batu bara dan kelapa sawit di pasar internasional yang masih tinggi.
“Bus ini terjadi kenaikan pembelian baik itu untuk peremajaan bus, maupun penambahan trayek baru, dan bergantung pula pada sektor pariwisata. Kalau truk dipengaruhi oleh harga komoditas yang ada di Indonesia meningkat luar biasa, sehingga terjadilah penambahan dari pembelian truk,” kata Jongkie Sugiarto, selaku Ketua GAIKINDO kepada IDX Channel pada Selasa (23/8/2022).
Berdasarkan data dari GAIKINDO, jenis truk yang paling laris terjual per Juni 2022 yakni Mitsubishi Fuso FE75 Super HDX N sebanyak 1.109 unit disusul oleh Isuzu NMR 71 T SOL sebanyak 912 unit dan Hino FM280 JD sebanyak 834 unit.
Jenis bus yang paling diminati yaitu Mitsubishi Fuso FE71 BS – 4 W terjual 168 unit per Juni 2022, Hino R 2060 sebanyak 136 unit, dan Mercedez Benz CV OH 1626 L MT sebanyak 114 unit.
“Kendaraan niaga itu akan dibeli jika kendaraan tersebut kuat, operasionalnya baik, dan yang tak kalah pentingnya adalah suku cadang. Merk-merk ini akan diminati karena handal dan bisa diandalkan, biaya operasinya rendah, dan suplai suku cadangnya banyak” jelas Jongkie.
Kenaikan jumlah pembelian bus dan truk ini menurut Jongkie dapat terus berlanjut bila faktor-faktor seperti kenaikan harga komoditas di Indonesia, serta meningkatnya pertumbuhan ekonomi dapat terus dipertahankan.
Terkait wacana pemerintah soal energi baru terbarukan dengan kehadiran kendaraan listrik, Jongkie menyatakan hal tersebut lebih mungkin diberlakukan kepada bus, dan memerlukan perhatian khusus pada sumber daya listrik dan charge station.
“Jelas ada kemungkinan ke arah situ tapi kita harus betul-betul aware terhadap masalah ini. Kalau kita sebut kendaraan niaga listrik mungkin bisa masuk duluan itu di bus. Karena bus ini sangat dimungkinkan untuk beralih ke listrik karena trayeknya jelas” jelasnya. (TYO)
Penulis: Ribka Christiana