ECONOMICS

Penjualan Mobil Listrik di Indonesia Belum Memuaskan

Muhammad Maulana 09/09/2023 12:13 WIB

Pemerintah Indonesia berupaya keras meningkatkan penggunaan kendaraan listrik.

Penjualan Mobil Listrik di Indonesia Belum Memuaskan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Pemerintah Indonesia berupaya keras meningkatkan penggunaan kendaraan listrik. Sejumlah kebijakan telah dikeluarkan untuk membuat masyarakat tertarik beralih ke moda transportasi ramah lingkungan.

Namun, upaya yang dilakukan pemerintah belum membuahkan hasil besar. Itu terlihat dari penjualan mobil listrik yang belum alami peningkatan. Bahkan, dibandingkan dengan Amerika Serikat (AS) dan China, Indonesia masih jauh tertinggal.

Toto Nugraha, Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) mengatakan bahwa pemerintah harus bisa memberikan penetrasi lebih besar. Terutama dalam kebijakan mengenai mobil listrik agar lebih banyak lagi yang tertarik meminangnya.

“Kita harus menyadari soal bagaimana pertumbuhan kendaraan listrik di dunia. Sekarang, (penjualan mobil listrik) Tiongkok sudah 6 juta unit, Amerika Serikat 3 juta. Sementara Indonesia masih belasan ribu unit,” kata Toto di Indonesia Sustainibility Forum (ISF), Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).

Menurut Toto, sumber daya nikel yang berlimpah di Indonesia bisa membuat negara ini menjadi penguasa kendaraan listrik. Bahkan, ia mengibaratkan Indonesia seperti Arab Saudi dengan sumber daya minyak mentah yang membuat negaranya kaya raya.

Oleh sebab itu, Toto berharap pemerintah bukan hanya fokus pada sumber daya alam dengan meminta investor membangun pabrik baterai di Indonesia. Ini juga perlu pendekatan lebih jauh agar masyarakat tak lagi ragu membeli mobil listrik.

“Kita punya potensi seperti Arab dalam hal minyak. Kita negara yang kaya nikel, jadi memungkinkan untuk itu. Tapi, kita juga perlu meningkatkan permintaan domestik kendaraan listrik di Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut, Toto menyampaikan penambangan nikel harus dilakukan dengan cara-cara yang menjunjung tinggi nilai-nilai keberlanjutan. Ketika kebutuhan nikel makin besar, maka dibutuhkan pengawasan yang lebih ketat.

“Ketika mengelola nikel, semuanya harus dilakukan dengan cara-cara yang baik. Semuanya harus mengikuti standar, kemudian soal limbah (baterai) juga. Jadi ketika semua standarnya dijalankan dengan benar, maka (mobil listrik) bisa sepenuhnya hijau,” ucapnya.

Pemerintah saat ini memberikan insentif potongan PPN sebesar 10 persen terhadap mobil listrik yang diproduksi secara lokal dan memiliki TKDN minimal 40 persen. Bahkan, mobil listrik impor rencananya akan dibebaskan dari bea masuk atau pajak impor.

(DKH)

SHARE