Pensiunkan PLTU Batu Bara, Kementerian ESDM Janji Investor Tak Rugi
Kementerian ESDM menjamin investor tidak dirugikan dari rencana pemerintah mempensiunkan dini PLTU batu bara.
IDXChannel - Pemerintah berencana untuk mempercepatan pemberhentian Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU batu bara. Meski begitu, investor yang terdampak dipastikan tidak akan rugi.
Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, yang menjelaskan kebijakan tersebut bukan berarti menghentikan bisnis para investor.
Justru, pemerintah bakal menawarkan skema yang tepat agar kebijakan itu bisa berjalan, dengan pengembalian modal kepada investor.
"Kalau pensiun lebih cepatnya PLTU batu bara tak membawa kerugian bagi investor yang menanamkan modalnya. Supaya lebih cepat kita tawarkan apakah PLTU sekarang yang basisnya fosil ini bisa kita percepat dari 30 tahun menjadi 25 tahun, tapi itu bukan memotong bisnis, bukan," kata Dadan dari laman YouTube SKK Migas, dikutip virtual, Jumat (23/12/2022).
Lebih lanjut, dia menyebut investor tidak akan kehilangan nilai investasinya terhadap PLTU yang pensiun. Meski begitu, hingga saat ini formulasi tersebut belum memiliki hitungan yang pasti.
"ini adalah nanti basisnya itu nilai manfaat dari sisi investor itu tidak berubah. Kalau investor sudah menghitung 'saya akan untung dengan perhitungan sekarang ini misalkan Rp100.000 harus Rp100.000 nanti', Nah itu yang sedang kita cari ya. Jadi ini paketnya seperti itu Jadi tidak ada sama sekali nanti kalau yang PLTU itu akan rugi," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan, pemerintah akan mengumumkan langkah memensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara pada acara puncak KTT G20 pekan depan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga mengatakan, pemerintah siap menghentikan secara dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara dengan total kapasitas sebesar 9,1 gigawatt (GW) pada tahun 2027. Langkah tersebut merupakan diversifikasi energi sebagai hasil kami untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
(FRI)