ECONOMICS

Penuhi Konsumsi Domestik, Rusia Berencana Larang Ekspor Bensin

Dian Kusumo 25/05/2023 10:52 WIB

Pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan untuk menerapkan larangan ekspor bensin untuk mencegah kekurangan bahan bakar domestik dan kenaikan harga lebih lanjut.

Penuhi Konsumsi Domestik, Rusia Berencana Larang Ekspor Bensin. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan untuk menerapkan larangan ekspor bensin untuk mencegah kekurangan bahan bakar domestik dan kenaikan harga lebih lanjut setelah pemerintah memutuskan untuk mengurangi subsidi untuk kilang, sumber industri dan pemerintah mengatakan kepada Reuters pada Selasa (23/5).

Uni Eropa memberlakukan larangan terhadap produk BBM Rusia, termasuk solar dan bensin mulai awal Februari, tetapi Rusia meningkatkan ekspor bensin hampir 50 persen dari tahun ke tahun pada kuartal pertama dengan mengirimkan kargo langsung ke Afrika.

Sumber tersebut juga mengatakan pemerintah dapat meningkatkan volume kewajiban penjualan bensin di dalam negeri di bursa komoditas.

Kementerian Energi tidak menanggapi permintaan komentar terkait isu tersebut.
Kementerian Keuangan Rusia berencana untuk mengurangi separuh subsidi BBM mulai Juli untuk mengurasi defisit anggaran belanjanya.
Harga bensin di negara itu sudah naik sejak awal April lalu.

Sumber industri mengatakan bahwa ekspor bensin Rusia pada April dan Mei hanya sekitar 200.000 ton per bulan, turun dari antara 600.000 ton dan 700.000 ton yang biasanya dilakukan pada musim dingin.

Penggunaan bensin domestik mencapai sekitar 3 juta ton per bulan.

Uniqlo Hengkang dari Rusia

Sementara itu merek busana asal Jepang, Uniqlo, memutuskan untuk meninggalkan Rusia setelah menangguhkan operasinya di sana tahun lalu. Keputusan tersebut membuka jalan investor lain untuk membeli aset Uniqlo, ungkap surat kabar Izvestia mengutip wakil menteri perdagangan Rusia.

Pemilik Uniqlo Fast Retailing menangguhkan operasi merek pakaian tersebut di Rusia pada Maret 2022, mengikuti jejak sejumlah perusahaan internasional, setelah Moskow melancarkan serangannya ke Ukraina.

Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Viktor Yevtukhov mengatakan perusahaan memutuskan untuk sepenuhnya meninggalkan Rusia, tetapi belum mengajukan permohonan kepada pemerintah, yang berarti cabang perusahaan tersebut belum memiliki pembeli, Izvestia melaporkan pada Selasa (23/5).

"Saya pikir mereka dapat menawarkan model bisnis mereka kepada pembeli potensial," Izvestia mengutip ucapan Yevtukhov. "Perusahaan asal Jepang itu akan dapat menawarkan ... perjanjian sewa, titik penjualan populer dengan arus pembeli dan peralatan yang baik."

Tadashi Yanai, pendiri Fast Retailing, mengatakan kepada media Jepang sebelumnya bahwa Uniqlo mengoperasikan 50 toko di Rusia. 

(DKH)

SHARE