ECONOMICS

Penyakit Infeksi Emerging Market Jadi Beban Ekonomi Negara? Ini Penyebabnya

Intan Afika Nuur Aziizah 14/09/2022 01:30 WIB

Penyakit infeksi emerging tidak hanya soal kesehatan tapi juga berdampak pada beban ekonomi sebuah negara karena tingginya biaya penanggulangan.

Penyakit Infeksi Emerging Market Jadi Beban Ekonomi Negara? Ini Penyebabnya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Penyakit infeksi emerging tidak hanya soal kesehatan tapi juga berdampak pada beban ekonomi sebuah negara karena tingginya biaya penanggulangan. Untuk itu, kemampuan rumah sakit dan tenaga kesehatan dalam menangani penyakit infeksi emerging perlu ditingkatkan.

Pernyataan tersebut diungkapkan Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Infeksi Nasional  Prof. dr. Sulianti Saroso, Mohammad Syahril dalam International Workshop on Managing Emerging Infectious Diseases among Front-Line Healthcare Workers, acara yang diselenggarakan oleh Pusat Infeksi Nasional, RSPI Prof. dr. Sulianti Saroso dan terlaksana di bawah koordinasi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC).

Penyakit infeksi emerging atau emerging infectious diseases sendiri merupakan penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya atau telah ada sebelumnya namun meningkat dengan sangat cepat, baik dalam jumlah kasus baru di dalam satu populasi ataupun penyebarannya ke daerah geografis yang baru. Contohnya Covid-19, Mers-CoV, Avian Influenza (H5N1), dan SARS.

Mohammad Syahril, mengungkapkan bahwa sebanyak 40 penyakit infeksi emerging sudah terdeteksi sejak 1970-an. Terakhir, muncul hepatitis akut yang misterius. Penyakit-penyakit infeksi emerging ini menjadi penyebab kematian terbesar, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Melansir situs Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI, Selasa (13/9/2022), penyakit infeksi emerging ini memang mendapat perhatian khusus dan menjadi masalah kesehatan masyarakat serius. Sebab, penyakit ini tidak hanya menimbulkan kematian, tetapi juga membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar dalam era globalisasi, saat seluruh dunia saling terhubung.

Begitu pula kata Mohammad Syahril, penyakit ini menurutnya dapat menjadi beban ekonomi negara karena tingginya biaya penanggulangan. Oleh karena itu, lanjut Syahril, kemampuan rumah sakit dan tenaga kesehatan dalam menangani penyakit infeksi emerging perlu ditingkatkan lagi dengan segera.

Mohammad Syahril menambahkan, penyakit infeksi emerging juga membuat pengeluaran negara membengkak. Biaya yang dikeluarkan negara-negara pada level regional dalam menanggulangi SARS bisa mencapai USD50 miliar.

Covid-19 pun menekan pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara hingga mengalami resesi. Bahkan, efek domino dari Covid-19 masih terasa hingga saat ini, seperti kenaikan harga kebutuhan pokok karena ketersediaannya terbatas akibat pembatasan sosial saat pandemi Covid-19.

"Selain masalah biaya yang besar, di negara-negara berkembang anggota APEC, ketersediaan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan untuk menangani penyakit infeksi emerging masih terbatas. Padahal, tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dalam menangani penyakit menular," ujar Syahril, dikutip dari press release yang diterima MNC Portal Indonesia pada Selasa (13/9/2022).

Syahril pun berharap, tenaga kesehatan melalui workshop internasional ini bisa mendapat banyak pengetahuan. Sebab, tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dalam penanggulangan penyakit-penyakit infeksi emerging. "Dengan demikian, bisa menanggulangi penyakit infeksi emerging dengan lebih baik," tandasnya.

Di sisi lain, rumah sakit juga bisa menangani penyakit infeksi emerging dengan lebih baik sehingga dampak yang ditimbulkan bisa diredam. Dengan begitu, stabilitas perekonomian negara-negara APEC, baik negara maju maupun negara berkembang, bisa terjaga. (FHM)

SHARE