ECONOMICS

Penyebab Harga Tanah di Yogyakarta Selangit, Sultan: Orang Jakarta Beli Enggak Pakai Nawar

Erfan Erlin 06/04/2023 20:09 WIB

Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkap penyebab harga tanah di Yogyakarta yang sudah sangat tinggi.

Penyebab Harga Tanah di Yogyakarta Selangit, Sultan: Orang Jakarta Beli Enggak Pakai Nawar. (Foto MNC Media).

IDXChannel - Gubernur D.I Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku prihatin dengan mahalnya harga tanah di Yogyakarta. Apalagi saat ini hampir setiap tahun sekira 200 hingga 250 hektare (ha) lahan di DIY berubah peruntukannya menjadi permukiman, jalan, dan fasilitas lainnya.

"Ya kalau terus-terusan kita hidup mepet laut. Kalau yang Selatan dan kalau yang Utara lama-lama mepet (Gunung) Merapi," ujar Sultan di Kompleks Kepatihan, Kamis (6/4/2023).

Sultan mengaku, jika salah satu pemicu mahalnya harga tanah di Yogya karena banyak dibeli oleh orang luar Yogya tanpa menawar. Mereka bersedia membayar tanah dengan harga berapapun yang ditawarkan.

"Lha gimana lha wong teman-teman Jakarta kalau membeli tanah ora ngenyang e (menawar)," tutur Sultan.

Sultan mengaku sedih karena setiap tahun antara 200-250 ha itu menjadi permukiman ataupun menjadi jalan. Tidak hanya berubah menjadi rumah, tetapi juga fasilitas lainnya.

Terlebih banyak masyarakat luar Yogya yang berminat membeli tanah di Yogya. Dan ketika membeli tanah di Yogyakarta mereka tidak lagi mempertimbangkan harga tanahnya, sehingga berapapun yang ditawarkan langsung dibayar.

Hal inilah yang memicu harga tanah di Yogya makin tinggi. Sehingga berakibat orang luar bisa membeli tanah atau rumah di Yogya, sementara orang Yogya sendiri tidak punya rumah karena tidak mampu membelinya.

Kendati demikian, bagi masyarakat terdampak tol dan mendapatkan ganti rugi yang tinggi, Sultan tetap meminta agar mereka mampu mengelola keuangan mereka dengan sebaik mungkin. Sultan meminta agar masyarakat terdampak tol tidak menghabiskan uangnya begitu saja.

Berkaca dari peristiwa gempa bumi dan erupsi Merapi, Sultan berpesan masyarakat harus bisa hidup lebih baik. Uang yang diterima tidak lantas dihabiskan dengan membeli mobil atau barang konsumtif lainnya, harus dipikirkan untuk berinvestasi.

"Tapi kalau terus beli mobil kayak yang bandara itu karena dapatnya miliaran sekaligus beli 3 mobil ya terus piye. Kalau kita mengingatkan hak kita apa," tandasnya. 

(FAY)

SHARE